Premarket adalah sesi perdagangan saham yang terjadi sebelum jam pasar reguler dibuka. Di bursa Amerika seperti NYSE dan Nasdaq, premarket berlangsung dari 04.00 hingga 09.30 EST, sebelum sesi utama dimulai pada pukul 09.30 EST.
Premarket memberikan gambaran awal tentang sentimen pasar. Harga saham bisa naik atau turun tajam karena laporan keuangan, kebijakan ekonomi, atau peristiwa global yang muncul di luar jam perdagangan biasa.
Pada periode tersebut, investor dapat membeli dan menjual saham menggunakan sistem elektronik seperti Alternative Trading Systems (ATS) atau Electronic Communication Networks (ECN). Tidak semua investor bisa mengakses perdagangan premarket, karena hanya broker tertentu yang menyediakan layanan tersebut.
Selain itu, premarket memiliki volume perdagangan lebih kecil dan likuiditas lebih rendah. Perlu pemahaman yang baik terkait peluang dan risikonya agar investor dapat meraih keuntungan dari transaksi sebelum pasar reguler.
Peluang Premarket bagi Investor
Premarket menjadi peluang bagi trader berpengalaman untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga lebih awal. Berikut beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan investor:
1. Reaksi Cepat terhadap Berita Global
Premarket memungkinkan investor menanggapi laporan keuangan, kebijakan ekonomi, atau peristiwa geopolitik sebelum pasar utama dibuka. Saham bisa melonjak atau anjlok tergantung berita yang muncul semalam. Peluang ini memungkinkan kita masuk lebih awal sebelum tren utama terbentuk di sesi reguler.
2. Kesempatan Mendapatkan Harga Lebih Baik
Trader bisa membeli saham sebelum harga naik atau menjual sebelum koreksi terjadi. Harga di sesi ini sering kali belum mencerminkan reaksi penuh pasar. Sehingga menciptakan peluang bagi yang memahami pola pergerakan harga.
3. Indikator Awal Sentimen Pasar
Pergerakan saham di praperdagangan mencerminkan respons awal investor terhadap berita terbaru. Volume dan volatilitas di sesi ini sering dijadikan acuan untuk memperkirakan tren di pasar reguler. Investor institusional biasanya menggunakan data premarket untuk menentukan strategi trading harian mereka.
4. Fleksibilitas untuk Investor Sibuk
Adanya premarket memberi kesempatan bagi investor yang tidak bisa aktif di jam reguler, seperti pekerja kantoran atau mereka di zona waktu berbeda. Mereka tetap bisa melakukan transaksi tanpa harus menunggu pasar utama dibuka. Ini meningkatkan aksesibilitas bagi investor ritel dengan keterbatasan waktu.
5. Akses terhadap Pergerakan Saham Sebelum Akhir Pekan
Setelah pasar tutup di hari Jumat, berita besar bisa memengaruhi harga saham sebelum Senin pagi. Premarket memungkinkan investor bereaksi lebih awal terhadap berita ekonomi global, perubahan kebijakan, atau kejadian tak terduga. Ini memberi keunggulan dibanding investor yang hanya transaksi di jam reguler.
Risiko Premarket bagi Investor
Di balik potensi keuntungannya, ada berbagai risiko yang perlu diperhatikan. Tanpa pemahaman yang baik, perdagangan ini bisa menjadi jebakan yang merugikan, terutama bagi investor ritel yang tidak memiliki akses ke informasi dan teknologi setara dengan pelaku pasar besar.
Berikut beberapa risiko yang perlu diwaspadai investor:
1. Likuiditas Rendah dan Spread Lebar
Volume perdagangan di premarket jauh lebih kecil dibanding sesi reguler, sehingga likuiditas rendah dan spread bid-ask lebih lebar. Ini membuat harga saham lebih sulit diprediksi dan meningkatkan risiko eksekusi di harga yang kurang menguntungkan. Trader bisa terjebak dalam posisi yang sulit dijual tanpa mengalami kerugian besar.
2. Ketidakpastian Harga
Harga saham di premarket sering kali berbeda jauh dari harga saat pasar utama dibuka. Hal ini disebabkan oleh rendahnya volume perdagangan serta terbatasnya jumlah pelaku pasar. Akibatnya, harga di premarket bisa memberikan sinyal yang menyesatkan dan tidak mencerminkan nilai sebenarnya di sesi reguler.
3. Eksekusi Order yang Tidak Terjamin
Sebagian besar broker hanya menerima limit order untuk melindungi investor dari eksekusi di harga ekstrem. Namun, jika harga bergerak menjauhi batas yang ditetapkan, order bisa saja tidak tereksekusi sama sekali. Ini membuat peluang trading di premarket tidak selalu bisa dimanfaatkan dengan optimal.
4. Persaingan Ketat dengan Investor Institusional
Premarket didominasi oleh investor institusional dan trader profesional yang memiliki akses ke informasi lebih cepat dan modal lebih besar. Mereka memanfaatkan teknologi canggih dan algoritma trading untuk mencari keuntungan dari pergerakan harga kecil. Investor ritel sering kali kalah dalam persaingan ini karena keterbatasan data dan kecepatan eksekusi.
5. Potensi Manipulasi dan Distorsi Pasar
Dengan sedikitnya peserta pasar di premarket, harga saham lebih rentan terhadap manipulasi. Arbitrase dan strategi trading otomatis dapat menciptakan ilusi pergerakan harga yang tidak mencerminkan sentimen pasar sesungguhnya. Sehingga investor ritel lebih sulit membedakan antara pergerakan harga yang valid dan sekadar noise pasar sementara.
Premarket mungkin istilah yang terdengar asing bagi investor di Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor II-A Kep-00196/BEI/12-2024, perdagangan saham di Indonesia hanya berlangsung pada jam bursa resmi tanpa sesi premarket.
Namun, memahami mekanisme premarket serta peluang dan risikonya sangat penting. Terutama bagi investor yang ingin memperluas portofolio ke saham global, seperti di NYSE dan Nasdaq. Sehingga kita dapat menganalisis sendiri, apakah premarket ini peluang yang menarik atau justru jebakan bagi investor.
Untuk kamu yang tertarik untuk melakukan diversifikasi ke saham Amerika, kini lebih mudah dengan Ajaib! Nikmati biaya transaksi 0% dan kamu bisa investasi di pasar Amerika mulai dari $1!