
Jaringan blockchain Solana kembali mencetak tonggak penting setelah uji coba stress test pada mainnet berhasil mendorong kecepatan transaksi hingga 107.540 transaksi per detik (TPS). Angka ini jauh melampaui performa blockchain generasi awal seperti Bitcoin maupun Ethereum, sekaligus menegaskan ambisi Solana untuk menjadi infrastruktur finansial berskala global.
Menurut data block explorer Solana pada Minggu (17/8/2025), capaian ini menempatkan throughput Solana sekitar 170 kali lebih cepat dari Ethereum yang rata-rata hanya mampu menangani 20 TPS, dan lebih dari 30 kali lipat di atas Bitcoin. Adapun kapasitas real-time Solana saat ini berada di kisaran 3.600 TPS.
Bagaimana Uji Tekanan Dilakukan?
Eksperimen ini dipimpin validator pseudonim Dr. Cavey PHD. Ia menjelaskan bahwa blok yang diuji tidak sepenuhnya berisi transaksi riil seperti token swap atau interaksi DeFi, melainkan kombinasi transaksi normal, voting validator, serta mayoritas instruksi “no-operation” (noop). Instruksi noop tidak memerlukan komputasi kompleks, namun tetap dihitung sebagai transaksi sehingga throughput bisa terdorong ke batas puncak.
Menurut Mert Mumtaz, Co-Founder Helius Labs, hasil ini merupakan rekor pertama yang dicapai blockchain besar dalam uji throughput. Meski demikian, ia menegaskan bahwa angka tersebut lebih mencerminkan kapasitas teoretis maksimum, bukan aktivitas nyata yang terjadi setiap hari.
Potensi Penggunaan Nyata
Mumtaz menambahkan, walaupun stress test banyak dipenuhi instruksi noop, hasilnya menunjukkan bahwa Solana berpotensi mendukung 80.000–100.000 TPS dalam skenario transaksi nyata, misalnya untuk pembayaran, interaksi DeFi, hingga pembaruan data oracle.
Co-Founder Multicoin Capital menilai lompatan kapasitas ini membuka ruang desain baru bagi aplikasi yang memerlukan intensitas transaksi tinggi, serta menegaskan kesiapan Solana mendukung aplikasi berskala internet dengan biaya rendah.
Namun, data Solscan memperlihatkan throughput riil Solana saat ini masih jauh lebih rendah, yaitu sekitar 3.700 TPS. Menariknya, dua pertiga dari angka tersebut berasal dari transaksi voting validator, bukan aktivitas pengguna. Voting rutin diperlukan untuk menjaga konsensus, sehingga throughput terkesan besar meski belum seluruhnya mencerminkan interaksi ekonomi riil.
Roadmap: Upgrade Alpenglow dan Konsensus Baru
Rekor 107.000 TPS ini beriringan dengan roadmap terbaru yang dirilis Juli 2025 oleh tokoh ekosistem Solana, termasuk Co-Founder Anatoly Yakovenko, CEO Jito Labs Lucas Bruder, dan Samani. Dokumen tersebut memuat rencana Solana menjadi infrastruktur pasar finansial global, dengan peningkatan performa secara bertahap beberapa tahun mendatang.
Salah satu proposal yang kini dalam tahap voting adalah Alpenglow (SIMD-0326). Usulan ini mencakup:
- Pergantian protokol TowerBFT dengan sistem konsensus baru yang lebih kuat.
- Pengenalan Rotor, mekanisme propagasi blok untuk memangkas latensi dan mempercepat finalisasi hingga 100–150 milidetik.
- Penerapan biaya Validator Admission Ticket (VAT) sebesar 1,6 SOL per epoch, yang akan dibakar sebagai mekanisme disiplin ekonomi.
Dengan mekanisme tersebut, imbalan tetap mengalir ke pemimpin putaran (leader) melalui sertifikat finalisasi, namun tanpa menambah suplai token SOL.
Antara Potensi dan Realita
Meski capaian 107.000 TPS menjadi bukti efisiensi desain Solana, kesenjangan antara performa teoretis dan throughput nyata masih cukup lebar. Namun, uji ini tetap memberi optimisme bahwa Solana mampu berkembang menjadi blockchain berperforma tinggi, mendukung aplikasi finansial, gaming, hingga infrastruktur Web3 skala global.
Baca Juga: Cara Membeli dan Menjual Aset Kripto di Ajaib Alpha
Baca Artikel Lainnya di Ajaib Alpha!
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Alpha! Ajaib Alpha menghadirkan layanan investasi cryptoonline yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Alpha dengan klik button di bawah ini!



