Pasar saham AS mengalami penguatan signifikan pada perdagangan 1 minggu terakhir (23/06-27/06), dimana indeks AS kompak naik tajam. Minggu lalu diwarnai dengan berita positif dimana Donald Trump berhasil melakukan mediasi dengan Iran dan Israel yang berujung ke gencatan senjata untuk saat ini. Selain itu, inflasi PCE di AS juga dilaporkan sesuai dengan ekspektasi yang membuat market juga merespon dengan positif. Meski demikian, inflasi PCE yang naik membuat The Fed masih harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan moneternya. Beberapa saham besar juga mendapat sentimen positif seperti NVDA yang kembali all time high dan membalap MSFT menjadi perusahaan dengan market cap terbesar di dunia, dan Nike (NKE) yang merilis laporan keuangan 4Q24 di atas ekspektasi, mendorong penguatan signifikan harga saham.
Performa Indeks Bursa AS 1W
S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
+3.41% | +3.89% | +4.36% |
Top Gainer 1W
NKE | +20.57% |
COIN | +16.42% |
ENPH | +12.15% |
AMD | +11.48% |
ANET | +9.41% |
Berita Ekonomi & Industri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tercapainya gencatan senjata total antara Israel dan Iran setelah 12 hari konflik yang menegangkan kawasan Timur Tengah. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa gencatan senjata ini bersifat “lengkap dan permanen,” dan akan mulai berlaku dalam hitungan jam. Proses kesepakatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk mediasi intensif dari Qatar yang berhasil meyakinkan Iran untuk menghentikan serangan, serta koordinasi langsung antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Harga minyak anjlok hingga 6% karena meredanya kekhawatiran akan terganggunya pasokan energi dunia, sementara bursa saham dan mata uang di Asia menguat tajam.
Pasar global kembali stabil setelah gencatan senjata sementara antara Israel dan Iran, yang menenangkan kekhawatiran geopolitik dan menahan minyak mentah di level terendah dalam beberapa minggu terakhir, US$ 65/barrel. Indeks MSCI global mencapai rekor tertinggi, dengan saham Asia cenderung datar atau naik tipis di Hong Kong dan Taiwan. Brent naik sedikit ke US$ 67,95/barrel. Federal Reserve Chair Jerome Powell memperingatkan potensi inflasi dari tarif dan memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga tergantung data ekonomi musim panas (2Q25). Peluang suku bunga turun pada bulan Juli mendatang hanya 18% saja.
Core PCE Price Index Amerika Serikat untuk Mei 2025 menunjukkan inflasi naik sebesar 0.2% MoM dan 2.7% YoY, sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 0.1% dan 2.6%. Sementara itu, PCE inflation sendiri tercatat naik 0.1% secara bulanan menjadi 2.3% YoY, sesuai proyeksi. Meskipun ekspektasi rate cut pada Juli semakin memudar, pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada September dan Desember. Di tengah ketidakpastian ini, pasar saham tetap solid, dengan S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru, didorong harapan atas potensi kesepakatan dagang AS–China. Namun, Ketua Fed Jerome Powell mengingatkan bahwa dampak dari tarif tambahan baru akan terlihat di 3Q25, sehingga keputusan terkait monetary policy akan sangat bergantung pada data inflasi dan tenaga kerja mendatang.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan bahwa belum ada urgensi untuk menurunkan suku bunga. Mereka menilai lebih bijak untuk menunggu kejelasan mengenai besaran tarif yang akan diterapkan pemerintah AS serta dampaknya terhadap perekonomian sebelum mengubah kebijakan suku bunga. Dalam proyeksi ekonomi terbarunya, The Fed tetap memberi sinyal dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, namun hanya satu pemangkasan 0.25 poin diperkirakan pada 2026 dan 2027. Selain itu, proyeksi pertumbuhan GDP diturunkan menjadi 1.4% untuk 2025 dan 1.6% untuk 2026, sementara estimasi tahun 2027 tetap di 1.8%.
China semakin gencar mendorong penggunaan Yuan di tingkat global seiring melemahnya kepercayaan dunia terhadap dolar AS, yang tercermin dari penurunan indeks dolar ke level terendah sejak Maret 2022. Gubernur Bank Sentral China, Pan Gongsheng, menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap satu mata uang dan mengumumkan rencana pendirian pusat internasionalisasi yuan. Selain itu, China juga memperluas akses investor asing ke produk berdenominasi yuan seperti produk option dan derivatif. Sementara itu, banyak bank sentral global mulai mengalihkan cadangannya dari dolar ke emas, euro, dan yuan.
Federal Reserve melaporkan hasil annual stress test 2025 yang menunjukkan bahwa 22 large U.S. banks tetap resilient menghadapi hypothetical severe recession scenario, dengan kemungkinan kerugian lebih dari US$550 juta. Meski begitu, rata-rata common equity tier 1 (CET1) capital ratio tetap berada di level 11.6%, jauh di atas minimum requirement sebesar 4.5%, membuka ruang bagi peningkatan capital return melalui dividend payments dan share buybacks, seiring masih lemahnya credit growth. Sejumlah bank diperkirakan akan lebih memilih buyback daripada menaikkan dividend. Saham perbankan mendapatkan sentimen positif dari hasil tersebut.
Berita Emiten
NKE
Saham Nike terbang +15% pada perdagangan Jumat (27/06). Meski demikian, Nike membukukan kinerja yang mengecewakan untuk 4Q24, dengan penurunan pendapatan kuartalan sebesar -12% menjadi 11.1 miliar dolar AS dan pendapatan tahunan turun -10% menjadi 46.3 miliar dolar AS. Laba bersih anjlok hingga -86% menjadi hanya 211 juta dolar AS, seiring margin keuntungan yang tertekan dan lesunya penjualan baik di ritel maupun grosir. Penjualan Converse juga tertekan cukup dalam, turun hingga -26%. Meski tantangan masih terasa, perusahaan optimistis telah melewati masa paling sulit dan tetap menunjukkan komitmen pada pemegang saham dengan pembagian dividen dan pembelian kembali saham senilai total 5,3 miliar dolar AS.
NVDA
Para petinggi Nvidia dilaporkan melepas saham senilai lebih dari US$1 miliar dalam 12 bulan terakhir, dengan penjualan terbesar terjadi pada Juni yang mencapai lebih dari US$500 juta, tepat saat saham perusahaan mencetak rekor tertinggi baru dan menjadikan Nvidia sebagai perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia. CEO Jensen Huang turut menjual sebagian kepemilikannya untuk pertama kalinya sejak September, memanfaatkan reli harga saham yang telah melonjak lebih dari 60% sejak April berkat euforia pasar terhadap AI trade dan potensi pelonggaran tarif global. Aksi ini mencerminkan strategi para eksekutif untuk mengunci keuntungan di tengah lonjakan permintaan chip berbasis kecerdasan buatan.
SMCI
Saham Super Micro Computer sempat merosot tajam sekitar -7,6% setelah perusahaan mengumumkan penerbitan obligasi konversi senilai US$2 miliar, yang memicu kekhawatiran investor terkait potensi dilusi saham. Meski demikian, sahamnya kembali menguat dengan kenaikan +8.8% pada perdagangan Rabu (25/06) setelah pada hari sebelumnya juga menguat. Perusahaan juga menunjukkan perkembangan positif dalam menyelesaikan isu administratif dan terus mendapat perhatian dari investor seiring peran strategisnya dalam infrastruktur AI yang tengah berkembang pesat. Sementara itu, meskipun performa saham masih tertinggal dari posisi puncaknya, prospek jangka panjang tetap dipandang menarik oleh banyak analis.
TSLA
Tesla resmi luncurkan layanan robotaxi di Austin, Texas, yang langsung mendorong harga sahamnya naik hampir +9% dalam sehari. Peluncuran ini menjadi langkah strategis menuju transformasi Tesla dari produsen mobil listrik menjadi pemain utama dalam teknologi mobil tanpa supir berbasis AI. Namun, tantangan besar masih membayangi, mulai dari regulasi baru yang akan diterapkan di Texas, hingga peninjauan keselamatan dari otoritas pemerintah. Masa depan layanan ini masih belum jelas, tetapi optimisme investor terhadap potensi jangka panjang Tesla di sektor robotaxi terus menguat.
Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi
Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha
Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.