Berita

Wait and See Pasca Penurunan Rating Utang AS!

Wait and See Pasca Penurunan Rating Utang AS!

Pasar saham AS mengalami koreksi pada perdagangan 5 hari terakhir (16/05-24/05), dimana indeks AS kompak merah. Pelemahan pasar AS ini pasca penurunan rating utang AS oleh Moody’s Investor Services dari Aaa menjadi Aa1. Investor memandang hal ini sebagai bentuk risiko terhadap aset yang berbasis USD. Karena hal ini, investor banyak yang menjual obligasi AS yang terlihat dari indeks yield obligasi AS 10 tahun yang mendaki mencapai 4.6%. Selain itu indeks dolar AS yaitu DXY juga mengalami perlemahan hingga mencapai level 99, kembali ke level liberation day pada awal April lalu. Saat ini, investor masih menunggu kepastian penurunan suku bunga dari The Fed yang mana bisa terlihat dari leading economic indicator.  

Performa Indeks Bursa AS 1W

S&P 500Dow Jones Industrial AverageNASDAQ Composite
-1.30%-1.17%-1.18%

Top Gainer 1W

DG+14.75%
NRG+9.96%
UNH+7.92%
LHX+7.80%
NEM+7.45%

Berita Emiten

1. AMZN

Investor legendaris Bill Ackman membeli saham Amazon (AMZN) pada bulan kemarin melalui perusahaan Hedge Fund-nya yaitu Pershing Square Holdings. Saham AMZN sudah naik sekitar +19% selama sebulan terakhir. Ackman mengatakan bahwa AMZN adalah perusahaan yang bagus dan salah satu yang paling tidak terdampak signifikan terhadap perang dagang AS-China akibat bisnis cloud computing yang dijalankan dan ekosistem digital Amazon Web Services (AWS) yang sudah matang. Bill Ackman memanfaatkan peluang saat penurunan signifikan saham AS di awal bulan April lalu akibat tarif dari Donald Trump, yang membuat harga saham-saham Mag 7 turun hingga -30% dalam beberapa hari saja.

2. NKE

Nike (NKE) akan menaikan harga sepatu dan produk lainnya sekitar US$ 2-10. Sepatu dengan range harga US$100-150 akan ditingkatkan US$ 5 dan sepatu diatas harga tersebut akan ditingkat sebesar US$ 10. Kenaikan harga tersebut akan berlaku mulai 1 Juni 2025, hal ini dilakukan atas tarif Trump yang membuat impor NKE menjadi semakin mahal. Seperti yang diketahui, AS memberikan tarif impor dari China sebesar 30% selama 90 hari kedepan, dan untuk Vietnam dikenakan 10%.

3. NVDA

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan kritik terhadap kebijakan kontrol ekspor chip yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat terhadap China. Dalam pernyataannya di Computex 2025, pameran dagang teknologi AI yang berlangsung di Taiwan, Huang menilai kebijakan tersebut sebagai sebuah “kegagalan.” Pembatasan ekspor chip canggih ke China telah berdampak signifikan terhadap pangsa pasar Nvidia di negara tersebut. “Dulu kami menguasai 95% pasar chip AI di China. Kini, angka itu turun menjadi sekitar 50%.” Huang memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat tidak segera mengevaluasi kembali pendekatan kebijakan ekspornya, bukan hanya Nvidia yang akan kehilangan akses pasar, tetapi AS juga berisiko kehilangan keunggulan dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan global khususnya dengan China.

4. XPEV

Xpeng (XPEV) produsen mobil asal China, merilis laporan keuangan 1Q25 yang mana mencatatkan peningkatan revenue mencapai +370% YoY. Xpeng sendiri menyatakan bahwa mereka menargetkan penjualan mobil bisa bertumbuh hingga 2x lipat pada tahun 2025. Selain itu yang paling mengejutkan perusahaan menyatakan bahwa mereka mampu untuk mencapai net profit (sebelumnya masih merugi) pada 3Q25 tahun ini, yang akhirnya mendorong sahamnya naik +13% dalam sehari.

5. TSLA

Tesla (TSLA), akan segera melakukan uji coba mobil otomatisnya di Austin, Texas. Hal ini diungkapkan oleh CEO Tesla, Elon Musk yang telah kembali fokus ke manajemen Tesla. Musk sendiri berkomitmen untuk tetap menjadi CEO Tesla selama 5 tahun kedepan, setelah dirinya dituduh tidak fokus ke Tesla akibat masuknya Musk ke dunia politik. Uji coba ini cukup krusial untuk Tesla, dikarenakan perusahaan saat ini telah merubah fokusnya dari mobil listrik/electric vehicle (EV) menjadi full self driving (FSD) dan juga robot manusia Optimus. Kedua proyek ini menjadi fokus investor karena valuasi perusahaan yang cukup mahal tersebut terancam untuk turun akibat kalahnya saing Tesla di ranah EV. Proyek ini juga menggunakan xAI, dengan data center jumbo Colossus yang terletak di Memphis. Tesla juga akan menggunakan jutaan chip Blackwell milik Nvidia untuk menjadikan proyek ini nyata.

Berita Ekonomi

1. Moody’s Investors Service menurunkan credit rating Amerika Serikat satu tingkat, dari Aaa menjadi Aa1, karena kekhawatiran atas meningkatnya utang nasional dan cost of debt yang terus membengkak. Langkah ini mengikuti jejak Fitch Ratings yang menurunkan peringkat AS menjadi AA+ dari AAA pada tahun 2023, serta Standard & Poor’s yang telah lebih dulu melakukan penurunan pada tahun 2011. Dalam pernyataannya pada hari Jumat, Moody’s mengungkapkan bahwa pihaknya memperkirakan utang pemerintah AS akan meningkat hingga sekitar 134% dari GDP pada tahun 2035, naik signifikan dari 98% pada tahun sebelumnya. Selain itu, defisit anggaran pemerintah diprediksi akan melebar, mencapai hampir 9% dari GDP pada tahun 2035, naik dari 6.4% pada tahun 2024. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pembayaran bunga atas utang, peningkatan belanja jaminan sosial, serta penurunan pendapatan negara akibat pemotongan pajak.

2. Pasar saham AS ditutup melemah signifikan pasca kekhawatiran akan resiko utang AS yang meningkat. Hal ini terlihat dari penjualan besar-besaran di aset obligasi AS yang dicerminkan dari naiknya bond yield obligasi 10 tahun di AS yang saat ini sudah mencapai 4.6%, dimana pada bulan lalu hanya 4.1%, naik 50 bps dalam 1 bulan. Kekhawatiran ini juga dipicu dari lemahnya kepercayaan akan dolar AS yang selama ini dianggap sebagai safe haven asset, dan beberapa institusi besar, bahkan institusi asal AS juga bearish terhadap USD. Sedangkan The Fed, masih belum menandakan akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

3. Pertemuan G7 berbuah sanksi baru dari negara-negara Eropa terhadap Rusia. Hal ini dilakukan tanpa persetujuan Donald Trump yang mana akan melakukan perundingan perdamaian antara Ukraina – Rusia. Donald Trump sendiri enggan untuk memberikan sanksi baru terhadap Rusia. Selain itu, negara-negara Eropa juga mengancam Israel jika tidak menghentikan serangan ke Gaza dengan ‘aksi langsung’, yang bisa jadi sanksi ekonomi.

4. Harga emas kembali merangkak naik menyentuh US$ 3,300/oz, hal ini didorong dari naiknya tensi geopolitik seperti Israel dan Iran yang semakin tegang, dimana Israel mengancam akan menyerang pusat pengembangan nuklir Iran. Selain itu, Moody’s yang menurunkan rating untuk utang AS membuat outflow dari USD semakin kuat, dan banyak orang lari ke safe haven aset yaitu emas.

Baca Juga: Kripto Market Highlights April  2025 

Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi

Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi  untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi.  Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.

Artikel Terkait