Berita

Suku Bunga The Fed Tetap! Perang Iran-Israel Membuat Market Melemah!

Suku Bunga The Fed Tetap! Perang Iran-Israel Membuat Market Melemah!

Pasar saham AS mengalami perlemahan pada perdagangan 1 minggu terakhir (16/06-20/06), dimana indeks AS kompak turun. Penurunan pasar saham AS ini cukup wajar di tengah kondisi geopolitik yang tidak stabil. Perang Iran-Israel memasuki pekan keduanya, yang mana kondisinya belum membaik sama sekali. Presiden Donald Trump bahkan berencana untuk menyerang secara langsung markas nuklir Iran yang membuat ketegangan kembali terjadi. Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali menahan suku bunga pada level 4.5% di pertemuan The Fed tanggal 18 Juni lalu. Powell mengatakan bahwa The Fed masih ingin melihat arah inflasi kedepannya, meski dia masih percaya bahwa suku bunga bisa turun 2x dalam tahun ini.

Performa Indeks Bursa AS 1W

S&P 500Dow Jones Industrial AverageNASDAQ Composite
-0.55%-0.88%-0.02%

Top Gainer 1W

COIN+29.87%
BG+10.57%
AMD+10.51%
MU+8.61%
EQT+8.16%

Berita Ekonomi & Industri

1. Gubernur The Fed, Jerome Powell mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4.25%–4.50% pada 18 Juni 2025, sesuai ekspektasi pasar, namun memperingatkan bahwa kebijakan tarif baru, terutama dari Trump, akan mendorong inflasi ke konsumen dalam beberapa bulan mendatang karena kenaikan bahan baku dan juga harga produk. The Federal Reserve memproyeksikan bahwa inflasi, menurut indikator favoritnya (PCE), akan naik menjadi 3% pada akhir 2025, meningkat dari 2.1% di bulan April. Di saat yang sama, tingkat pengangguran diperkirakan naik ke 4.5% dari posisi saat ini di 4.2%, menunjukkan potensi pelemahan pasar tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan melambat tajam menjadi 1.4%, turun signifikan dari 2.5% pada tahun sebelumnya, mencerminkan dampak dari kebijakan moneter yang masih ketat, ketidakpastian global, dan tekanan harga dari tarif baru. Saham MA dan V turun -5% dalam perdagangan kemarin.

2. Pasar saham AS kembali melemah seiring meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, di mana konflik udara antara Israel dan Iran telah memasuki hari kelima. Kekhawatiran investor terhadap potensi gangguan ekspor minyak mendorong harga minyak naik, yang pada gilirannya membuat saham-saham energi seperti Chevron dan Exxon mencatatkan kenaikan sekitar 1.7% hingga 1.8%. Ketidakpastian geopolitik juga mendorong investor beralih ke aset safe haven, seperti obligasi pemerintah AS, yang membuat yield surat utang 10 tahun turun ke kisaran 4.42% hingga 4.43%.

3. Harga minyak Brent turun hampir 2.4% menjadi US$ 76.96 per barel, meskipun masih membukukan kenaikan mingguan sebesar 3.8% akibat kekhawatiran terhadap gangguan pasokan energi jika konflik meluas. Volume perdagangan meningkat signifikan akibat jatuh tempo kontrak options untuk minyak, menambah volatilitas pasar. Di sisi lain, pasar Eropa sedikit pulih setelah Amerika menunda keputusan militer, membuka ruang untuk diplomasi. Meski begitu, bayang-bayang konflik dan potensi lonjakan harga energi tetap menjadi faktor utama yang membebani pasar global dan arah kebijakan bank sentral.

4. Saham-saham sektor energi terbarukan, khususnya solar, mengalami tekanan tajam setelah Senat AS mengajukan rancangan undang-undang baru yang memangkas insentif bagi energi surya dan angin. RUU ini bertujuan menghapus beberapa kredit pajak federal yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan industri energi terbarukan. Akibatnya, saham-saham seperti Enphase Energy (ENPH), SolarEdge Technologies (SEDG), dan First Solar (FSLR) mencatatkan penurunan signifikan.

Berita Emiten

1. GOOG

Saham Google turun -4% pada perdagangan Jumat lalu (20/06) setelah muncul dua tekanan besar dari Uni Eropa. Pertama, Google mengajukan proposal kepada Komisi Eropa untuk menyesuaikan google search. Namun, sejumlah pesaing menganggap langkah ini belum cukup untuk menciptakan persaingan yang adil. Kedua, upaya banding Google terhadap denda €4,1 miliar dari Uni Eropa terkait praktik bundling aplikasi Android mengalami kemunduran. Jika keputusan ini dikukuhkan, total denda antitrust terhadap Google dari berbagai kasus di Eropa akan mencapai €8,25 miliar.

2. NVDA

Di GTC Paris, NVIDIA (NVDA) memperkenalkan RTX AI Garage yang menggabungkan TensorRT dan layanan microservice RTX NIM untuk mempercepat deployment AI generatif. Dengan optimasi TensorRT, performa model AI meningkat hingga 4× lebih cepat, serta latensi berkurang hingga 60%. RTX NIM memungkinkan pengembangan AI di berbagai perangkat, dari desktop RTX hingga GPU data center, mendukung hingga 24 model prebuilt dalam skala industri. Inovasi baru ini memperkuat posisi NVDA sebagai pelopor yang terdepan dalam perkembangan AI Global yang bahkan belum bisa disaingi oleh China.

3. COIN

Saham Coinbase dan Circle melonjak tajam setelah Senat AS meloloskan RUU stablecoin GENIUS Act yang memberikan kerangka regulasi federal pertama untuk stablecoin. Aturan ini mewajibkan stablecoin didukung penuh oleh dolar atau aset likuid, dengan cadangan yang diaudit dan laporan  bulanan bagi penerbit yang memiliki aset lebih dari US$ 50 miliar. Saham Circle naik sekitar 34 persen hingga mendekati US$ 200, sementara saham Coinbase meningkat sekitar 16 persen, didorong oleh perannya sebagai co-founder USDC dan pendapatan dari cadangan stablecoin tersebut. 

Artikel Terkait