Pasar saham AS mengalami penguatan pada perdagangan 1 minggu terakhir (26/05-30/05), dimana indeks AS kompak naik. Penguatan pasar AS ini disebabkan oleh perang dagang yang mereda antar AS dan Eropa. Presiden Donald Trump menyetujui penundaan sementara tarif 50% yang akan dikenakan ke Eropa mulai 1 Juni mendatang, yang mana membuat investor cukup lega.
Selain itu, pasar juga didorong beberapa sentimen seperti laporan keuangan NVDA yang di atas ekspektasi, dan potensi penghapusan tarif Trump setelah departemen perdagangan AS mengajukan permintaan tersebut. Meskipun belum ada keputusan pasti, investor setidaknya melihat ini sebagai sentimen positif.
Performa Indeks Bursa AS 1W
S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
+2.24% | +1.79% | +2.64% |
Top Gainer 1W
ULTA | +17.00% |
HOLX | +15.04% |
APP | +15.01% |
WBD | +12.66% |
ZS | +10.32% |
Berita Ekonomi
Pasar saham AS naik signifikan pasca Donald Trump mengumumkan penundaan tarif
50% terhadap Uni Eropa ke tanggal 9 Juli untuk memberikan peluang negosiasi. Beberapa saham yang mendorong kenaikan signifikan indeks adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar yang mana TSLA mengalami kenaikan +6.94%, disusul AAPL sebesar +2,53%, dan MSFT +2.33%. Kenaikan ini juga didorong dari peningkatan tingkat kepercayaan konsumsi masyarakat setelah mengalami penurunan selama 5 bulan berturut-turut.
Tarif Trump kembali berlaku setelah hanya sehari dihentikan oleh departemen pengadilan perdagangan Amerika.
US Federal Appeals Court adalah lembaga yang melakukan hal tersebut, dimana mereka mengatakan bahwa keputusan departemen perdagangan harus ditunda terlebih dahulu karena pemerintahan Trump melakukan banding atas kebijakan tersebut. Wall Street ditutup sedikit melemah dari pembukaan, meskipun masih ditutup di zona hijau.
Ketua Federal Reserve New York mengatakan pada hari rabu kemarin (27/05) bahwa inflasi tidak boleh dibiarkan terlalu jauh dari target.
Jika inflasi sulit untuk diturunkan maka The Fed harus memberikan tindakan yang konkrit dan ekstrim. Ini mengindikasikan jika inflasi AS yang naik paska perang dagang, maka ada kemungkinan The Fed tidak akan menurunkan suku bunga lagi, atau bahwa menaikan suku bunga. Saat ini pasar sedang melihat dampak dari kebijakan tarif Donald Trump pada data ekonomi AS beberapa bulan kedepan.
Gubernur Bank Sentral Amerika, Jerome Powell diundang oleh Donald Trump ke Gedung Putih.
Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak Trump menjabat pada bulan Januari lalu. Pertemuan ini dilakukan setelah tensi antara mereka berdua sempat memanas ketika Donald Trump mengancam akan memecat Powell dari kursi tertinggi The Fed. Keduanya membahas mengenai ekonomi dan inflasi Amerika, dan Trump lagi-lagi mengatakan bahwa Powell membuat kesalahan dengan tidak menurunkan suku bunga secepatnya. Powell tetap bersikeras bahwa The Fed harus tetap melihat arah inflasi kedepannya setelah tarif Donald Trump mulai mempengaruhi ekonomi, baru dia berani menurunkan suku bunga.
Minyak mentah tertekan setelah Donald Trump merencanakan tarif tambahan, dan juga efek dari perundingan AS dan Iran. Tarif yang semakin tinggi akan menyebabkan lemahnya permintaan minyak mentah akibat lesunya ekonomi global. Selain itu, OPEC+ juga akan segera meningkatkan produksi mereka pada bulan Juni mendatang. Selain itu, persediaan minyak mentah di Amerika juga memperlihatkan angka yang tinggi, terus mendorong permintaan. Harga minyak mentah WTI tertekan 3 minggu berturut-turut dan ditutup pada level US$ 61/brl.
Berita Emiten
NVDA – Nvidia (NVDA) merilis laporan keuangan untuk fiscal year 1Q26 pada hari Kamis kemarin (29/05), perusahaan mencatatkan pertumbuhan revenue +69% YoY dengan total pencapaian US$ 44.1 miliar, sedikit diatas ekspektasi pasar yang sebesar US$ 43.4 miliar. Sayangnya, Nvidia harus menekan profit akibat dari dampak tarif Trump dan juga Nvidia harus membayar lisensi-lisensi khusus untuk bisa ekspor ke China. Selain itu, chip H20 yang dilarang masuk ke China juga membuat kerugian mencapai US$ 4.5 miliar ke Nvidia. Total pencapaian EPS Nvidia di 1Q26 hanya sebesar US$ 0.81, naik +33% YoY (vs. US$ 0.61, 1Q25). Meskipun demikian, jika mengurangi tarif dan beban lisensi H20, EPS Nvidia bisa mencapai US$ 0.96, +56% YoY.
GM – General Motors (GM) kembali melakukan investasi sebesar US$ 888 juta untuk membangun pabrik baru di Amerika. Pabrik ini akan digunakan untuk mengembangkan dan memproduksi mesin V8 terbaru dari GM. Keputusan ini cukup mengejutkan, sebelumnya GM telah berencana investasi untuk bangun pabrik EV sebesar US$ 300 juta, namun proyek tersebut terpaksa harus ditunda. Ini menunjukan produsen motor tradisional masih belum sepenuhnya memiliki komitmen untuk mulai shifting ke industri EV, meskipun permintaan dari industri tersebut sedang berkembang pesat.
AVGO- Broadcom.Inc akan merilis laporan keuangan untuk periode 1Q25 pada hari Jumat pekan depan (06/06) dimana AVGO berpotensi untuk melampaui ekspektasi pasar. Saat ini, ekspektasi analis AVGO dapat membukukan EPS sebesar US$ 1.57 dan revenue sebesar US$ 14.98 miliar yang mana menandakan adanya kenaikan sebesar 45% dan 20% YoY. Dalam 10 kuartal terakhir, AVGO selalu melampaui ekspektasi pasar, sehingga besar kemungkinan dalam laporan keuangan minggu depan AVGO akan kembali di atas ekspektasi.