Pasar saham AS mengalami penguatan terbatas pada perdagangan 1 minggu terakhir (05/06-12/06), dimana indeks AS kompak naik.
Selama sepekan terakhir, sentimen pasar saham AS menunjukkan optimisme. Dorongan utama datang dari data inflasi yang lebih dingin, optimisme seputar pembicaraan dagang AS dan China, serta laporan pendapatan yang positif, khususnya dari sektor teknologi seperti Oracle. Sentimen investor semakin bullish, terbukti dari indikator yang menunjukkan lonjakan minat beli yang membuka kemungkinan kenaikan tajam jangka pendek.
Namun pasar juga sempat terkoreksi pada pertengahan minggu karena kekhawatiran geopolitik dan sedikit melambatnya data pekerjaan, yang memicu spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan menciptakan volatilitas di pasar obligasi.
Performa Indeks Bursa AS 1W
S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
+0.97% | +0.79% | +0.69% |
Top Gainer 1W
ORCL | +18.26% |
AES | +12.92% |
KLAC | +10.98% |
APA | +10.43% |
MU | +9.29% |
Berita Ekonomi & Industri
1. Pasar global terguncang setelah Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025. Ketegangan geopolitik yang meningkat ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham dan lonjakan pada aset-aset safe haven. Kontrak berjangka indeks saham AS seperti S&P dan Nasdaq turun lebih dari 1,5%, sementara indeks saham di Asia seperti Nikkei dan KOSPI juga melemah. Harga minyak melonjak lebih dari 8% ke sekitar US$ 73.56 per barel, dan harga emas naik sekitar 1% ke US $3,419 per ons, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset hedging.
2. Amerika Serikat dan Tiongkok kemungkinan akan menghapus larangan ekspor mereka untuk mineral dan juga chip semikonduktor. Saham mineral di AS mengalami penurunan di perdagangan kemarin, dengan NUE turun -4.5% dalam sehari. Rincian akhir dari kesepakatan masih menunggu persetujuan resmi dari Presiden Trump dan Presiden Xi, sementara pasar merespons perkembangan ini dengan sikap yang hati-hati namun disertai optimisme atas stabilisasi sentimen global.
3. Pada Mei 2025, Producer Price Index (PPI) di AS naik tipis sebesar 0,1% MoM, setelah sebelumnya direvisi turun sebesar 0,2% MoM pada April. Kenaikan ini sedikit di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,2% MoM. Di sektor jasa, terjadi kenaikan sebesar 0,1% MoM. Di sisi lain, inflasi inti PPI (yang tidak memasukkan harga pangan dan energi) hanya naik 0,1% MoM, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar 0,3% MoM. Secara tahunan, indeks harga produsen naik 2,6% YoY, sesuai dengan proyeksi, setelah direvisi naik menjadi 2,5% YoY pada April. Namun, inflasi inti tahunan melambat dari 3,2% YoY menjadi 3% YoY, sedikit lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 3,1% YoY.
4. Inflasi di Amerika Serikat pada Mei 2025 meningkat secara moderat, menunjukkan bahwa tekanan harga masih terkendali meskipun ada potensi risiko dari kebijakan tarif impor yang baru. Indeks harga konsumen (CPI) naik sebesar 0,1 persen secara bulanan, lebih rendah dari perkiraan pasar. Secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 2,4 persen, sedikit lebih tinggi dibanding 2,3 persen pada April, tetapi masih berada dalam rentang yang dianggap stabil. Inflasi inti atau Core CPI, yang tidak mencakup harga makanan dan energi, juga naik 0,1 persen dibanding bulan sebelumnya dan tetap berada di level 2,8 persen secara tahunan. Ini menandakan bahwa tekanan harga dari sisi permintaan konsumen belum menunjukkan percepatan berarti.
5. ECB pada tanggal 5 Juni 2025 memangkas suku bunga deposito sebesar 0,25 poin menjadi 2%, menandakan pengurangan bunga kedelapan dalam setahun, untuk meredam ketidakpastian ekonomi akibat kemungkinan perang dagang dengan AS serta pertumbuhan Euro yang melemah meski inflasi telah kembali mendekati target 2% . Presiden ECB Christine Lagarde menyebut situasi saat ini “bagus” dan memberi isyarat agar bank sentral berhenti sementara dari siklus pemangkasan, sejalan dengan pasar yang memperkirakan kemungkinan jeda di pertemuan Juli . Meskipun inflasi diprediksi turun menjadi sekitar 1,6% pada 2026, ECB tetap membuka opsi penurunan lagi jika data ekonomi akan mendukungnya.
6. Ekonomi Jepang mengalami kontraksi lebih ringan pada kuartal I 2025. Pertumbuhan tahunan turun hanya 0.2% dan tidak sedalam estimasi awal sebesar 0.7%. Peningkatan konsumsi swasta dari sektor restoran dan hiburan mendorong belanja naik sekitar 0.1% secara kuartalan. Meskipun demikian, investasi sedikit direvisi turun menjadi 1.1%. Tekanan dari tarif AS yang mengurangi kontribusi ekspor sebesar 0.8 poin persentase GDP menjadi tanda peringatan bagi momentum pertumbuhan domestik. Hal ini menambah ketidakpastian menjelang rapat Bank of Japan terkait kebijakan moneter dan arah suku bunga Jepang.
Berita Emiten
1. ORCL
Oracle menutup kuartal keempat tahun fiskal yang berakhir pada Mei 2025 dengan kinerja di atas ekspektasi. Pendapatan perusahaan mencapai US$ 15.9 miliar, tumbuh sekitar 11 persen dibanding tahun sebelumnya dan melampaui proyeksi analis yang berada di angka US$ 15.6 miliar. Dari sisi laba, Oracle mencatatkan US$ 1.70 per saham (non-GAAP), juga lebih tinggi dari perkiraan US$ 1.64. Respon pasar sangat positif. Saham Oracle langsung melonjak sekitar 7 hingga 8 persen dalam sesi perdagangan setelah jam bursa. Sepanjang tahun 2025, saham Oracle sudah menguat lebih dari 6 persen, dan proyeksi pertumbuhan yang meyakinkan membuka ruang kenaikan lebih lanjut.
2. ADBE
Adobe mencatat kinerja solid pada 2Q25 dengan pendapatan mencapai US$ 5.87 miliar, tumbuh 11% secara tahunan dan melampaui estimasi analis sebesar US$ 5.8 miliar. Laba per saham (EPS) disesuaikan tercatat sebesar US$ 5.06, juga mengalahkan perkiraan sebesar US$ 4.97. Unit Digital Media menghasilkan pendapatan sebesar US$ 4.35 miliar dengan annual recurring revenue (ARR) naik 12.1% menjadi US$ 18.09 miliar. Pertumbuhan didorong oleh adopsi produk berbasis AI, seperti Acrobat/Express AI Assistant yang kini memiliki 700 juta pengguna aktif bulanan, serta penggunaan tool Firefly yang telah menembus 24 miliar kali.
3. TSLA
Tesla mencatat kenaikan saham sekitar 5 % pada awal perdagangan Jumat (06/06) di tengah meredanya ketegangan antara Elon Musk dan Presiden Donald Trump. Awalnya, perselisihan publik antara Musk dan Trump yang terkait kritik Musk terhadap rencana penghapusan insentif kredit pajak kendaraan listrik senilai US$ 7.500 memicu penurunan market cap Tesla hingga lebih dari US$ 150 miliar. Di tengah penurunan tajam itu, Musk menyatakan kesediaannya untuk meredakan konflik, sekadar membaiknya hubungan ini pun sudah dipandang menguntungkan bagi investor dan prospek perusahaan, terutama mengingat valuasi Tesla yang masih tinggi, sekitar PE 120x.
4. AMZN
Amazon (AMZN) berencana menginvestasikan minimal US$ 20 miliar di Pennsylvania untuk memperluas infrastruktur data center dan mendukung AI services serta cloud computing melalui AWS. Proyek ini mencakup pembangunan dua kompleks pusat data awal di Salem Township dan Falls Township, salah satunya berlokasi dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Susquehanna dan berpotensi disuplai listrik langsung. Investasi ini diperkirakan menciptakan setidaknya 1.250 lapangan kerja bergaji tinggi serta mendukung ribuan pekerjaan di sektor supply chain management seperti konstruksi.
5. MSFT
OpenAI anak usaha Microsoft (MSFT)mencatat lonjakan pendapatan tahunan menjadi sekitar US$10 miliar (ANLZ 2025), naik tajam dari US$5,5 miliar pada 2024. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh adopsi luar biasa dari ChatGPT, yang kini digunakan oleh lebih dari 500 juta pengguna aktif mingguan hingga akhir Maret 2025. Meski tahun lalu sempat mencatat kerugian sekitar US$5 miliar, tren pertumbuhan saat ini menunjukkan OpenAI berada di jalur yang sangat kompetitif, bahkan unggul jauh dibandingkan pemain lain seperti Anthropic yang memperkirakan pendapatan di kisaran US$3 miliar.
6. DIS
Pejabat eksekutif The Walt Disney Company (DIS) telah menyelesaikan proses akuisisi penuh terhadap Hulu dengan membayarkan tambahan sebesar US $438,7 juta kepada NBCUniversal untuk saham sisa mereka sebesar 33 %. Langkah ini membebaskan Hulu sepenuhnya di bawah kendali Disney, membuka jalan bagi integrasi yang lebih mendalam antara Hulu, Disney+, dan platform langsung ke konsumen ESPN yang sedang dikembangkan. Nilai tambahan tersebut ditetapkan melalui penilaian pihak ketiga setelah terdapat perbedaan nilai antara klaim Disney dan Comcast. Proses finalisasi diperkirakan akan tuntas sebelum 24 Juli 2025. Penyesuaian ini akan membuat seluruh laba dari Hulu untuk dikonsolidasi ke Disney. DIS naik +2.65% pada perdagangan kemarin.