Dalam dunia bisnis dan keuangan, strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam menentukan profitabilitas dan posisi pasar perusahaan. Di antara strategi-strategi ini, “mark up” dan “mark down” merupakan dua konsep mendasar yang membantu bisnis menavigasi lanskap penetapan harga yang kompleks.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan eksplorasi mendalam tentang kedua strategi ini, termasuk definisinya, metode perhitungannya, dan hubungan keduanya.
Kami juga akan mendalami rumus yang digunakan untuk menghitung harga kedua konsep strategi ini, membekali pembaca dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep-konsep ini secara efektif.
Apa Itu Mark Up?
Mark up mengacu pada jumlah yang ditambahkan ke harga pokok suatu produk untuk menentukan harga jualnya. Ini adalah elemen penting dari strategi penetapan harga yang membantu bisnis menutupi biaya, mencapai margin keuntungan yang diinginkan, dan tetap kompetitif di pasar. Strategi ini biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pokok.
Sedangkan mark up pricing merupakan strategi penetapan harga di mana bisnis menentukan harga jual produk mereka berdasarkan biaya produk ditambah persentase tertentu. Metode ini sangat umum di sektor ritel dan manufaktur, di mana bisnis perlu menutupi biaya overhead sambil memastikan margin keuntungan.
Agar tidak merugi, berikut ini rumus yang bisa diikuti:
Harga Jual = Harga Awal + (Harga Awal × Persentase Mark Up)
Dengan penjelasan sebagai berikut:
- Harga Jual adalah harga setelah penambahan.
- Harga Awal adalah biaya atau harga pokok barang.
- Persentase Mark Up dinyatakan dalam bentuk desimal (misalnya, 40% menjadi 0,40).
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
- Cara yang sederhana: Metode ini mudah diterapkan dan tidak rumit. Bisnis dapat dengan cepat menghitung harga jual berdasarkan biaya dan margin keuntungan yang diinginkan.
- Pemulihan Biaya: Dengan menggunakan metode ini, bisnis memastikan bahwa semua biaya, termasuk produksi, tenaga kerja, dan overhead, tercakup.
- Konsistensi: Metode ini memungkinkan penetapan harga yang konsisten di seluruh produk yang serupa, sehingga memudahkan pelanggan untuk memahami struktur harga.
Mengenal Mark Down
Mark down mengacu pada pengurangan harga jual awal suatu produk. Strategi penetapan harga ini sering digunakan untuk merangsang penjualan, membersihkan inventaris, atau menanggapi tekanan persaingan. Bisnis mungkin menerapkan strategi ini ketika ada perubahan musim atau saat meluncurkan produk baru.
Selanjutnya mark down pricing adalah adanya pengurangan harga jual awal suatu produk. Strategi ini sering digunakan untuk mendorong penjualan, membersihkan inventaris, atau menanggapi tekanan persaingan.
Misalnya, jika harga kemeja yang awalnya $50 diturunkan sebesar 20%, harga jual baru akan menjadi $40. Harga diskon membantu menarik pelanggan yang sensitif terhadap harga dan dapat meningkatkan volume penjualan, tetapi penurunan harga yang sering dapat mengurangi margin keuntungan secara keseluruhan.
Lebih jelasnya, berikut ini rumus menghitungnya:
Harga Jual Baru = Harga Awal – (Harga Awal × Persentase Penurunan)
Dengan penjelasan sebagai berikut:
- Harga Jual Baru adalah harga setelah penurunan.
- Harga Awal adalah harga sebelum penurunan.
- Persentase Penurunan dinyatakan dalam bentuk desimal (misalnya, 25% menjadi 0,25).
Kelebihan dari adanya mark down pricing dalam bisnis antara lain:
- Peningkatan Volume Penjualan: Mark down dapat menarik pelanggan yang sensitif terhadap harga, meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
- Manajemen Inventaris: Strategi ini membantu bisnis membersihkan inventaris berlebih, memberi jalan bagi produk baru, dan mengurangi biaya penyimpanan.
- Keunggulan Kompetitif: Dengan menawarkan harga yang lebih rendah, bisnis dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar, yang berpotensi menarik pelanggan menjauh dari pesaing.
Hubungan Antara Mark Up dan Mark Down
Hubungan antara kedua strategi ini sangat penting dalam strategi penetapan harga bagi bisnis, seperti penjelasan berikut:
Strategi Komplementer:
Mark up mengacu pada jumlah yang ditambahkan ke harga pokok untuk menetapkan harga jual, sedangkan mark down adalah pengurangan dari harga jual awal. Bisnis sering menggunakan kedua strategi tersebut untuk mengelola harga secara efektif.
Tindakan Penyeimbangan:
Suatu produk mungkin awalnya memiliki mark up yang signifikan untuk memastikan profitabilitas. Namun, jika penjualan lambat, strategi sebaliknya dapat diterapkan untuk merangsang permintaan. Dengan demikian, mark up membantu menetapkan harga dasar, sementara mark down dapat membantu membersihkan inventaris.
Dampak pada Margin Keuntungan:
Mark down yang sering dapat mengikis margin keuntungan yang ditetapkan oleh mark up. Oleh karena itu, bisnis perlu menyeimbangkan strategi ini untuk mempertahankan profitabilitas sambil tetap kompetitif.
Sensitivitas Pasar:
Penetapan harga mark up mungkin tidak mempertimbangkan kondisi pasar, sehingga mark down diperlukan untuk menyesuaikan harga sebagai respons terhadap persaingan atau permintaan konsumen.
Memahami hubungan ini memungkinkan bisnis untuk mengoptimalkan harga, mengelola inventaris, dan merespons dinamika pasar secara efektif.
Kesimpulan
Pengertian keduanya konsep strategi ini sangat penting bagi bisnis yang ingin mengoptimalkan strategi penetapan harga mereka. Dengan menguasai konsep penetapan harga keduanya, beserta perhitungan terkait, perusahaan dapat secara efektif menavigasi kompleksitas penetapan harga di pasar yang kompetitif.
Melalui penggunaan konsep-konsep ini secara strategis, bisnis dapat meningkatkan profitabilitas mereka, mengelola inventaris secara efektif, dan pada akhirnya mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Baik dalam industri ritel, manufaktur, atau jasa, kemampuan untuk menyeimbangkan kedua strategi ini sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang dalam lanskap ekonomi yang dinamis saat ini.
Jadi tunggu apalagi? Yuk, mulai investasi aset kripto pilihan kamu dengan download aplikasi Ajaib Kripto di smartphone, sekarang. Ingat Bitcoin, ingat Ajaib Kripto!