
Investasi kerap dimulai dari pertanyaan klasik: kripto vs saham — mana yang lebih menguntungkan? Jawaban tentu tidak hitam-putih.
Keduanya punya karakteristik berbeda, baik dari segi cara kerja, potensi keuntungan, hingga risikonya. Untuk pemula, memahami dasar-dasarnya sangat penting sebelum menaruh modal.
Mari kita bedah perbedaan kripto dan saham, risiko, potensi profit, serta faktor regulasi agar pemula bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan.
Perbedaan Dasar Investasi Kripto vs Saham
Kripto adalah aset digital yang berjalan di atas teknologi blockchain. Transaksi bersifat desentralisasi, tanpa perantara bank atau lembaga tradisional. Nilainya sangat dipengaruhi adopsi pengguna, inovasi teknologi, dan sentimen pasar global.
Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Jika membeli saham, berarti memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut. Harga saham dipengaruhi oleh kinerja bisnis, laporan keuangan, serta kondisi ekonomi makro.
Perbedaan kripto dan saham ini penting: kripto tidak memiliki fundamental bisnis di baliknya, sedangkan saham punya nilai riil berdasarkan performa perusahaan. Struktur inilah yang membuat keduanya bergerak dengan pola berbeda.
Bagi pemula, memahami cara kerja dasarnya merupakan langkah awal yang penting sebelum menentukan pilihan antara investasi kripto vs saham.
Potensi Keuntungan
Setelah memahami dasar-dasarnya, mari masuk ke pembahasan potensi keuntungan. Kripto dikenal dengan peluang meraih return besar dalam waktu relatif singkat. Bitcoin, misalnya, pernah melonjak ratusan persen hanya dalam beberapa bulan.
Tak heran banyak investor pemula kemudian bertanya: mana yang lebih menguntungkan, kripto atau saham? Sebagai gambaran nyata, mari lihat data dalam lima tahun terakhir (2020–2025)
- Bitcoin (BTC) tumbuh sekitar +887,7% dalam 5 tahun terakhir.
- Saham Apple (AAPL) naik sekitar +105,1% di periode yang sama.
- Bitcoin vs Apple – Statmuse
Analogi sederhananya, Bitcoin ibarat tanaman yang bisa tumbuh cepat dan menghasilkan panen luar biasa, tapi juga rentan roboh bila cuaca ekstrem. Sementara saham Apple ibarat pohon apel klasik: tumbuh lebih stabil, panennya tidak spektakuler tapi terjamin konsistensinya.
Dengan kata lain: aset kripto memang bisa memberi keuntungan yang besar, tetapi investasi saham memberi pertumbuhan yang lebih stabil dan juga konsisten.
Volatilitas dan Risiko Saham vs Kripto
Selanjutnya, yang perlu diketahui adalah risiko dalam investasi kripto vs saham. Harga kripto bisa melonjak atau anjlok puluhan persen hanya dalam satu hari. Volatilitas ekstrem ini membuatnya sulit diprediksi dan berisiko tinggi, terutama bagi investor pemula.
Contohnya, ketika BTC menyentuh puncak $69.000 pada 2021, hanya butuh waktu kurang dari setahun untuk turun lebih dari -70% ke kisaran $20.000. Banyak investor yang membeli di puncak akhirnya mengalami kerugian besar.
Sebaliknya, saham juga berfluktuasi, tetapi pergerakannya umumnya lebih lambat dan stabil. Harga saham lebih dipengaruhi oleh fundamental perusahaan dan faktor ekonomi makro, bukan sekadar rumor atau sentimen pasar.
Singkatnya, dalam hal risiko saham vs kripto: investasi kripto ibarat roller coaster—penuh gejolak dan perubahan cepat. Sedangkan saham lebih menyerupai perjalanan kereta—relatif stabil, meski tetap ada guncangan sesekali.
Likuiditas & Regulasi Kripto vs Saham
Perbedaan kripto vs saham berikutnya terletak pada likuiditas dan regulasi. Saham memiliki infrastruktur yang jauh lebih matang, dengan bursa resmi, aturan yang jelas, serta perlindungan bagi investor. Tingkat likuiditasnya juga tinggi, sehingga mudah dibeli maupun dijual kapan saja.
Sementara itu, kripto diperdagangkan di exchange yang beroperasi 24 jam sehari. Likuiditasnya bervariasi: koin populer seperti Bitcoin relatif mudah diperdagangkan, sedangkan altcoin dengan kapitalisasi kecil bisa sepi peminat.
Dari sisi regulasi, saham berada di bawah pengawasan otoritas keuangan yang ketat. Kripto masih dalam tahap berkembang: ada negara yang mengatur, ada yang melarang, dan sebagian lain masih membiarkan terbuka.
Ketidakpastian regulasi inilah yang membuat kripto lebih berisiko dibanding saham yang statusnya sudah mapan. Karena itu, penting menggunakan platform terpercaya seperti Ajaib Alpha agar transaksi kripto tetap sesuai regulasi dan lebih aman.
Mana yang Cocok untuk Pemula?
Jika baru mulai berinvestasi, langkah penting pertama adalah memahami profil risiko. Tanyakan pada diri sendiri: apakah kamu sanggup menghadapi fluktuasi ekstrem, atau lebih nyaman dengan pertumbuhan yang lebih stabil?
Saham cocok untuk pemula karena sistemnya jelas dan mudah dipelajari. Sementara itu, kripto tetap bisa masuk dalam portofolio, tetapi sebaiknya hanya dialokasikan sebagian kecil. Tujuannya adalah diversifikasi sekaligus memanfaatkan potensi pertumbuhan.
Sebagai ilustrasi sederhana, alokasi dana untuk pemula bisa dibagi seperti berikut:
- 70% di saham (misalnya reksa dana indeks, saham AS atau ETF berbasis LQ45 atau IDX30)
- 30% di kripto (fokus pada aset utama seperti Bitcoin & Ethereum, bukan altcoin spekulatif)
Baca juga: Ingin Beli Bitcoin (BTC)? Ini Aplikasi Terbaik!
Mulai Investasi Aset Kripto di Ajaib Alpha
Mau investasi Kripto atau Saham, semuanya bisa di Ajaib! Platform ini diawasi otoritas resmi OJK & Bappebti, menawarkan berbagai pilihan instrumen investasi seperti saham, reksa dana, obligasi,aset kripto hingga saham Amerika, serta biaya transaksi yang rendah. Saatnya mulai berinvestasi dengan lebih praktis dan terjangkau! Download Ajaib & Ajaib Alpha sekarang!
Referensi
- Statmuse, BTC vs AAPL Over Past 5 Years, diakses 17 Agustus 2025.
- Lyle Daly, Crypto vs. Stocks: What’s the Better Choice?, The Mootley Fool, diakses 17 Agustus 2025.



