Meskipun kebijakan pro-crypto Trump diharapkan memperpanjang bull-run sejak kemenangannya pada November 2024, pasar justru mengalami koreksi tajam, termasuk kinerja Bitcoin.
- Bitcoin sempat mencapai puncak $108.000 pada Januari sebelum jatuh ke bawah $80.000 pada Maret, bertepatan dengan penerapan tarif besar terhadap Kanada, Meksiko, dan China.
- Inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan memperburuk sentimen, memperpanjang ekspektasi suku bunga tinggi oleh Federal Reserve.
- BTC anjlok 11,82% sepanjang Q1 2025, menjadi kinerja kuartalan terburuk Bitcoin sejak 2018.
Menurut Paul Howard, Direktur Senior di Wincent, pasar terlalu cepat bereaksi terhadap kemenangan Trump.
“Pasar mengikuti pola klasik ‘buy the rumor, sell the news.’ Kebijakan pro-crypto Trump memang berdampak jangka panjang, tetapi belum cukup untuk memicu permintaan dalam waktu dekat.”
Q2 2025: Potensi Pemulihan Bitcoin?
Meskipun tekanan makroekonomi masih kuat, Enmanuel Cardozo, analis di Brickken, menilai pemulihan di Q2 2025 masih memungkinkan.
- The Fed diperkirakan mulai memangkas suku bunga pada Q2, yang bisa meningkatkan likuiditas dan mendukung pasar aset kripto.
- Jika Bitcoin menembus resistensi $88.668, BTC bisa kembali menguji $100.000.
- Namun, jika faktor makro tetap negatif, penurunan lebih lanjut tetap mungkin terjadi.
“Dengan masuknya aliran modal institusional, momentum bullish bisa kembali,” tambah Cardozo.
Kesimpulan
Pasar kripto kini menunggu kepastian dari kebijakan tarif Trump dan potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed. Bitcoin masih dalam fase konsolidasi, dengan peluang menuju $100K jika sentimen membaik, atau memiliki kinerja yang turun lebih dalam jika tekanan makroekonomi berlanjut.
Baca berita kripto terbaru hari ini, trading Futures, dan berita saham Amerika (US Stock) hanya di Ajaib Alpha website. Download aplikasi Ajaib Alpha untuk jual beli Bitcoin dan aset kripto populer lainnya. Ajaib lebih aman, sudah berizin dan diawasi OJK & Bappebti.