Berita

Ethereum Kuasai Volume Perdagangan DEX di Bulan Maret, Meski Harga ETH Turun 45% di Kuartal Pertama

ethereum-plasma

Ethereum berhasil merebut kembali posisi puncak sebagai jaringan dengan volume perdagangan DEX (decentralized exchange) tertinggi pada Maret 2025 — pencapaian ini merupakan yang pertama kalinya sejak September 2024.

Source: https://defillama.com/dexs/chains

Menurut data dari DeFiLlama, volume perdagangan spot DEX berbasis Ethereum mencapai US$64 miliar, melampaui Solana dengan US$52 miliar dan Binance Smart Chain (BSC) dengan US$44 miliar. Namun, secara keseluruhan, aktivitas pasar mengalami perlambatan: volume perdagangan DEX turun dari US$86 miliar pada Januari menjadi US$85 miliar di Maret, sementara total Nilai Terkunci (Total Value Locked/TVL) juga menurun dari US$67 miliar menjadi US$49 miliar dalam periode yang sama.

Pendapatan dari biaya transaksi jaringan Ethereum pun mengalami penurunan tajam. Di bulan Januari, Ethereum mengantongi sekitar US$142 juta dari biaya transaksi, namun angka ini merosot drastis menjadi hanya US$21 juta pada bulan Maret. Selain itu, laju pembakaran ETH — indikator jumlah token yang dihapus dari peredaran — berada di titik terendah sejak Agustus 2021.

Berdasarkan data dari Ultrasound Money, rata-rata hanya 53 ETH yang dibakar per hari dalam seminggu terakhir, dengan total suplai ETH justru tumbuh 3% sejak penerapan upgrade EIP-1559. Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal prospek nilai jangka panjang ETH.

Kondisi ini turut menyeret harga ETH, yang ambles 45% sepanjang kuartal pertama 2025, menurut data dari Coinglass. Kapitalisasi pasar Ethereum pun menyusut hingga US$170 miliar — menjadikannya kuartal terburuk ketiga sejak 2016.

Di sisi lain, minat institusional terhadap Ethereum juga menunjukkan tanda-tanda kehati-hatian. Data dari SoSoValue mencatat bahwa ETF Ethereum kehilangan dana sebesar US$403 juta selama bulan Maret, dengan hanya satu hari mengalami arus masuk dana (inflow). Bank investasi Standard Chartered bahkan menurunkan target harga ETH akhir tahun 2025 dari US$10.000 menjadi US$4.000, dengan alasan meningkatnya persaingan dari solusi layer-2 Ethereum yang menawarkan biaya lebih murah.

Meski begitu, potensi jangka panjang Ethereum belum pudar. Jaringan ini tetap menjadi pemain utama dalam sektor tokenisasi aset dunia nyata (Real World Assets/RWA), yang diproyeksikan menjadi industri senilai US$16 triliun pada tahun 2030. Data dari RWA.xyz menunjukkan bahwa Ethereum menguasai 54% pangsa pasar tokenisasi, dengan total aset tokenized senilai $5 miliar di jaringannya.

Seiring semakin banyaknya aset tradisional yang bermigrasi ke blockchain, minat terhadap Ethereum bisa saja kembali meningkat. CEO BlackRock, Larry Fink, bahkan menyatakan bahwa masa depan semua aset adalah on-chain — dan Ethereum bisa menjadi tulang punggung transisi tersebut.

Apalagi, jika ETF ETH yang mendukung staking disetujui oleh SEC, ini dapat meningkatkan permintaan serta mengunci lebih banyak ETH dari peredaran. Kombinasi antara adopsi institusional dan fitur staking ini bisa menjadi dorongan baru bagi nilai ETH ke depan.

Baca berita Kripto terbaru hari ini, trading Futures, dan berita saham Amerika (US Stock) hanya di Ajaib Alpha website. Download aplikasi Ajaib Alpha untuk jual beli Bitcoin dan Aset Kripto populer lainnya. Ajaib lebih aman, sudah berizin dan diawasi OJK & Bappebti.

Artikel Terkait