Berita

DigiAsia Rintis Cadangan Bitcoin Pertama di Indonesia

digiasia

Gelombang inovasi di sektor keuangan digital kembali muncul dari Tanah Air. DigiAsia Bios, sebuah startup fintech berbasis di Jakarta dan perusahaan besutan mantan CEO Indosat, Alexander Rusli, baru saja membuat gebrakan baru. Mereka berencana membentuk cadangan Bitcoin pertama di Indonesia.

Langkah Baru DigiAsia ke Pentas Dunia

DigiAsia Bios didirikan di Jakarta pada November 2017 dan berkembang pesat. Pada April tahun lalu, perusahaan ini berhasil menyelesaikan merger dengan StoneBridge Acquisition Corporation dan resmi mencatatkan sahamnya di bursa Nasdaq dengan kode FAAS. Alexander Rusli memimpin DigiAsia dengan visi menghadirkan layanan keuangan digital yang mudah diakses dan terjangkau, termasuk untuk masyarakat di daerah terpencil.

DigiAsia mengembangkan ekosistem pembayaran digital, dompet elektronik, QR code, remitansi, dan jaringan logistik berbasis embedded finance untuk memperluas jangkauan layanan keuangan. Dukungan dari berbagai tokoh ternama, seperti Rudiantara—eks Menteri Komunikasi dan Informatika—dan Ken Sommer, mantan anggota Dewan Visa, memperkuat posisi DigiAsia sebagai pemain serius yang siap bersaing di pasar global.

Bangun Cadangan Bitcoin Pertama di Indonesia

Pada tanggal 19 Mei 2025, perusahaan tersebut secara resmi mengumumkan niat besar mereka untuk mulai membangun cadangan Bitcoin. Ini menjadikan DigiAsia sebagai perusahaan Indonesia pertama yang berani mengadopsi strategi tersebut secara terbuka di pasar. Langkah yang diambil bukan sekadar eksperimen, melainkan merupakan strategi jangka panjang yang telah mendapatkan dukungan penuh dari dewan direksi perusahaan.

Pihak DigiAsia yakin bahwa inisiatif ini dapat membawa nilai tambah yang besar bagi perusahaan. “Untuk membentuk cadangan awal BTC, DigiAsia tengah aktif menjajaki penggalangan dana hingga $100 juta, yang bertujuan membangun posisi Bitcoin yang kuat dan menerapkan strategi imbal hasil berbasis kripto,” demikian tercantum pada siaran persnya.

Selain itu, perusahaan berencana mengalokasikan sekitar 50 persen dari laba bersih secara konsisten untuk pembelian Bitcoin secara berkala. DigiAsia juga bekerja sama dengan mitra investasi yang telah teregulasi, sambil memastikan bahwa semua langkah berjalan secara transparan.

Menanti Langkah Pemerintah Indonesia

Keputusan DigiAsia untuk mengadopsi cadangan Bitcoin menempatkan Indonesia di peta diskusi global tentang masa depan keuangan digital. Pertanyaannya, apakah pemerintah Indonesia akan ikut mengambil langkah serupa?

Tren ini sebelumnya dimulai di Amerika Serikat, terutama di masa pemerintahan Trump, dan berhasil mendorong perusahaan-perusahaan publik besar seperti MicroStrategy untuk menaruh kepercayaan pada Bitcoin sebagai aset cadangan.

Kini, dengan munculnya inisiatif seperti yang dilakukan DigiAsia, serta munculnya pemain-pemain baru seperti Danantara di sektor teknologi, tekanan mulai terasa bagi pemerintah agar segera menyusun regulasi dan kebijakan strategis. Jika dikelola dengan matang dan transparan, peluang ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inovasi keuangan digital di Asia Tenggara atau bahkan dunia.

Baca berita kripto terbaru hari ini lainnya hanya di Ajaib Alpha website. Download aplikasi Ajaib Alpha untuk jual beli Bitcoin dan aset kripto populer lainnya. Ajaib lebih aman, sudah berizin dan diawasi OJK & Bappebti.

Artikel Terkait