Bitcoin sempat mengalami penurunan tajam setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Januari 2025 yang menunjukkan inflasi lebih tinggi dari perkiraan. Data yang dirilis menunjukkan CPI naik 0,5% secara bulanan, lebih tinggi dari ekspektasi 0,3%, sehingga inflasi mencapai 3,0%. Angka ini juga melampaui perkiraan sebelumnya yang memprediksi inflasi berada di sekitar 2,9%.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa CPI Inti, yang tidak memasukkan harga energi dan makanan yang volatil, naik 0,4% secara bulanan, dengan tingkat inflasi tahunan mencapai 3,3%. Kenaikan ini juga lebih tinggi dari perkiraan pasar yang memprediksi 0,3% secara bulanan dan 3,1% secara tahunan. Lonjakan inflasi di Januari ini lebih tinggi dibandingkan tiga bulan sebelumnya.
Reaksi pasar langsung terlihat, dengan Bitcoin turun lebih dari 2% ke level $94.250 setelah pengumuman data tersebut. Ethereum juga melemah lebih dari 2% ke sekitar $2.600, sementara Solana turun sekitar 3,7% ke $192. Aset kripto lain seperti DOGE, SUI, XRP, LINK, dan XLM juga mengalami penurunan setelah rilis CPI.
Kapitalisasi pasar aset kripto secara keseluruhan turun 1,58% menjadi $3,14 triliun, sementara Indeks Crypto Greed and Fear turun ke level 35 dibandingkan 37 sehari sebelumnya.
Namun, Bitcoin berhasil pulih dan naik kembali di atas $95.500 pada Kamis (13/2) pagi pukul 06.00 WIB.
Pernyataan Powell & Dampak Kebijakan The Fed
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres pekan ini menyatakan bahwa meskipun inflasi menunjukkan penurunan signifikan dibanding tahun lalu, masih diperlukan langkah-langkah lebih lanjut. “Kami telah mencapai kemajuan besar dalam mengendalikan inflasi, tetapi masih belum sepenuhnya sampai di titik yang kami inginkan,” ujar Powell.
The Fed telah memangkas suku bunga sebesar satu persen sejak September, namun para pembuat kebijakan kini memilih untuk menahan diri dalam pemangkasan lebih lanjut sambil memantau perkembangan inflasi. Powell menegaskan bahwa tidak ada urgensi untuk segera mengubah kebijakan moneter saat ini.
Pasar saham AS dibuka melemah pasca laporan inflasi, sementara imbal hasil obligasi dan nilai dolar AS menguat. Instrumen suku bunga berjangka kini menunjukkan bahwa pelaku pasar hanya memperkirakan satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini, lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya yang mengarah pada dua kali pemotongan.
Kebijakan Trump & Tarif Baru
Sementara itu, Presiden Donald Trump kembali menyerukan pemangkasan suku bunga, dengan menyebut bahwa langkah tersebut akan sejalan dengan kebijakan tarif yang akan datang. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyoroti kebijakan tarif baru, termasuk tarif 25% untuk impor baja dan aluminium, serta tarif 10% pada semua impor dari China, meskipun beberapa penerapan tarif masih tertunda.
Saat ditanya mengenai pernyataan Trump, Powell menolak berkomentar lebih lanjut. Namun, ia menegaskan bahwa keputusan The Fed akan tetap berdasarkan kondisi ekonomi yang ada, tanpa terpengaruh oleh tekanan politik.