Berita

Data Inflasi Keluar, Optimisme Cut Rate Naik, S&P 500 Cetak All Time High Baru!

Data Inflasi Keluar, Optimisme Cut Rate Naik, S&P 500 Cetak All Time High Baru!

Pasar saham AS bergerak menguat pada perdagangan 1 minggu terakhir (08/09-12/09), dimana indeks AS ditutup kompak hijau. Pasar saham AS kembali mencatatkan All Time High pada pekan lalu, dimana sentimen seperti inflasi yang masih terkontrol mendorong pasar optimis akan pemangkasan suku bunga pada pekan ini. Selain itu, investor juga melihat bahwa pemangkasan suku bunga tidak hanya pada bulan September saja melainkan akan dipangkas hingga akhir tahun sebanyak 3x, masing-masing 25 bps sehingga pada akhir tahun nanti, suku bunga AS bisa berada pada level 3.75%. Dengan suku bunga yang lebih rendah maka pasar saham akan masuk dalam fase bullish dan kemungkinan akan terjadi hingga akhir tahun 2025 ini.

Performa Indeks Bursa AS 1W

S&P 500Dow Jones Industrial AverageNASDAQ Composite
+1.33%+0.89%+1.54%

Top Gainer 1W

ORCL+25.64%
MU+23.06%
CNC+16.33%
APP+15.02%
LRCX+15.00%

Berita Ekonomi & Industri

inflasi produsen AS (PPI) pada Agustus turun 0.1%, lebih lemah dari ekspektasi pasar yang memprediksi kenaikan tipis. Penurunan ini terutama dipicu oleh jatuhnya biaya di sektor jasa, sementara harga barang hanya mencatat kenaikan kecil. Secara tahunan, PPI melambat menjadi 2.6% dari 3.1% pada Juli, menandakan bahwa tekanan harga di tingkat produsen mulai mereda. Bagi The Fed, angka ini semakin memperkuat alasan untuk memangkas suku bunga pada pertemuan bulan ini. Pasar kini semakin yakin langkah dovish tersebut akan diambil, tercermin dari imbal hasil obligasi yang menurun, indeks dolar yang cenderung datar, serta penguatan di bursa saham karena investor melihat ruang bagi likuiditas yang lebih longgar. Data ini juga menambah narasi bahwa inflasi AS sedang menuju tren penurunan yang lebih stabil, membuka peluang untuk monetary easing jangka panjang.

Inflasi CPI AS naik 0.4% pada Agustus, lebih tinggi dari kenaikan 0.2% di Juli, dengan inflasi tahunan mencapai 2.9% yang merupakan level tertinggi sejak awal tahun. Core CPI, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, juga naik 0.3% secara bulanan dan 3.1% dibanding tahun lalu. Data ini keluar setelah sehari sebelumnya PPI AS terlihat turun, menunjukan data yang bertolak belakang. Meskipun CPI terlihat meningkat, investor menilai sudah tidak mungkin The Fed tidak menurunkan suku bunga di pekan depan dengan 93% investor setuju pemangkasan 25 bps pada pertemuan pekan depan dilanjutkan 95% setuju penurunan 25 bps di pertemuan bulan Oktober, oleh karena itu indeks saham AS malah mencatatkan rally ke level all-time high dimana S&P 500 ditutup pada level 6,587 pada hari kamis (11/09) atau naik +0.85%.

Harga emas menembus rekor baru di atas US$3,600 per ounce setelah data tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed segera memangkas suku bunga. Spot gold bertahan di sekitar US$3,583 per ounce, sangat dekat dengan level tertinggi sepanjang masa, sementara kontrak futures Desember naik sekitar 0,7%. Ekspektasi pemangkasan 25 basis poin kini hampir pasti, bahkan peluang 50 bps juga mulai diperhitungkan. Sepanjang tahun ini emas sudah melonjak sekitar 37%, didorong pelemahan dolar, aksi beli agresif bank sentral terutama dari China, serta meningkatnya ketidakpastian global yang membuat investor semakin mencari emas sebagai aset lindung nilai.

Presiden Donald Trump meminta Uni Eropa untuk mengenakan tarif 100% terhadap barang impor dari China dan India guna menekan Rusia yang masih mendapatkan pemasukan besar dari ekspor minyak ke kedua negara tersebut. Saat ini Amerika Serikat sudah menaikkan tarif terhadap India hingga sekitar 50% namun belum melakukan langkah serupa terhadap China sehingga Trump ingin ada koordinasi penuh dengan Eropa. Jika Eropa melakukan hal tersebut, ini akan memperkeruh perang dagang dan bisa membuat market saham terkena dampak negatif. Namun, ada kemungkinan hakim AS menolak tarif Trump jika kebijakan sudah keluar.

Meksiko akan menaikkan tarif impor mobil dari China dan beberapa negara Asia lain menjadi 50% untuk melindungi industri domestik dan lapangan kerja. Kebijakan ini mencakup impor senilai sekitar US$52 miliar dari negara tanpa perjanjian dagang, seperti China, India, Korea Selatan, hingga Turki. Pemerintah menilai mobil impor sering dijual di bawah harga referensi sehingga bisa mengancam sekitar 325.000 pekerja di sektor industri dan manufaktur. Meski berpotensi menambah biaya bagi konsumen, langkah ini dianggap penting untuk membatasi impor murah dan menjaga kemandirian ekonomi Meksiko.

Pejabat AS dan China mengakhiri hari pertama pembicaraan di Madrid dengan fokus pada isu perdagangan, tenggat waktu TikTok, serta tekanan Washington agar sekutunya ikut mengenakan tarif pada China terkait impor minyak Rusia. Delegasi AS dipimpin Scott Bessent dan Jamieson Greer, sementara dari pihak China hadir He Lifeng dan Li Chenggang, melanjutkan dialog yang sudah berlangsung beberapa kali sejak kesepakatan gencatan 90 hari tercapai. Tenggat bagi ByteDance untuk melepas aset TikTok di AS yang jatuh pada 17 September hampir pasti akan diperpanjang lagi karena negosiasi belum menemui titik temu. Walaupun tidak ada terobosan besar yang diharapkan, pertemuan ini dilihat sebagai langkah persiapan menuju potensi pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi, dengan pasar global mencermati dampaknya pada sektor teknologi dan media.

Berita Emiten

BABA – Alibaba ($BABA) memimpin investasi Tiongkok sebesar US$ 100 juta ke sebuah startup robot humanoid asal Tiongkok, langkah yang memperjelas ambisi negara itu untuk mendominasi teknologi AI dan otomasi. Startup ini berfokus pada pengembangan robot dengan kemampuan menyerupai manusia yang dapat digunakan di sektor industri, manufaktur, dan layanan publik, sejalan dengan dorongan pemerintah Tiongkok untuk menjadikan robot humanoid untuk menggantikan pekerja buruh dan mempercepat supply chain. Dukungan finansial dari Alibaba diharapkan mempercepat inovasi sekaligus memperkuat posisi Tiongkok dalam persaingan global menghadirkan robot cerdas yang terintegrasi dengan AI.

HOOD – Saham Robinhood ($HOOD) melonjak sekitar 15% setelah diumumkan akan bergabung dengan indeks S&P 500 mulai 22 September, bersama AppLovin dan Emcor Group. Masuknya Robinhood ke indeks bergengsi ini dipandang akan menarik lebih banyak aliran dana institusi, seiring manajer aset menyesuaikan portofolionya. Kinerja saham perusahaan yang sudah naik lebih dari tiga kali lipat sepanjang tahun ini makin mendapat sorotan, apalagi setelah Robinhood kembali mencatat laba sebesar US$1.56 per saham di 2024, berbalik dari kerugian pada 2023. Selain pertumbuhan pendapatan dari trading, Robinhood juga memperluas bisnisnya ke wealth management dan credit products untuk memperkuat sumber pendapatan jangka panjang. Sentimen positif ini semakin memperkuat posisi Robinhood sebagai salah satu pemain fintech dengan pertumbuhan tercepat di pasar AS.

TSLA – Pangsa pasar Tesla ($TSLA) di Amerika Serikat pada Agustus 2025 turun ke 38% yang merupakan level terendah sejak 2017 meskipun penjualannya masih naik 3.1% menjadi 53,816 unit, jauh tertinggal dibandingkan pertumbuhan pasar kendaraan listrik secara keseluruhan yang melonjak 14%. Produsen lain seperti Hyundai, Honda, Kia, Toyota, dan Volkswagen berhasil mencatat kenaikan penjualan antara 60% hingga 120% berkat insentif menarik berupa kredit bebas bunga dan fasilitas pengisian daya gratis yang mempercepat adopsi kendaraan listrik mereka. Dampaknya adalah sentimen investor terhadap bisnis otomotif Tesla bisa melemah karena prospek pertumbuhan tidak lagi sekuat sebelumnya.

ORCL – Oracle ($ORCL) mencetak kuartal pertama fiskal 2026 yang sangat kuat, dengan pendapatan menyentuh US$14.9 miliar, tumbuh 12% YoY, dan pendapatan cloud melonjak 28% ke US$7.2 miliar, termasuk lonjakan infrastruktur cloud sebesar 55% ke US$3.3 miliar. Laba non-GAAP per saham naik menjadi US$1.47 sedangkan laba GAAP turun sedikit ke US$1.01, namun yang benar-benar mengejutkan adalah lonjakan kontrak backlog sebesar 359% menjadi US$455 miliar, menandakan lonjakan permintaan AI dan cloud, sekaligus memperkuat pandangan bahwa pendapatan dari Oracle Cloud Infrastructure (OCI) bisa mencapai US$18 miliar tahun fiskal ini dan bahkan US$144 miliar dalam lima tahun. Reaksi investor sangat positif saham Oracle langsung meroket sekitar 25%–27% di perdagangan pasca-laporan. Banyak analis menggambarkan momen ini sebagai kejutan besar, dengan komentar seperti “we’re all kind of in shock,” menyoroti seberapa mengejutkan proyeksi perusahaan di tengah gelombang antusiasme terhadap AI dan multi-cloud.

AAPL – Apple ($AAPL) resmi memperkenalkan lini produk barunya yang akan mulai tersedia di toko dan mulai dikirim pada 19 September. Di kategori iPhone, hadir empat model baru, dengan sorotan pada iPhone 17 Air yang menggunakan bodi titanium sehingga lebih tipis dan ringan, dijual mulai US$999 (Sama dengan Iphone 16 Pro). Versi standar, iPhone 17, tetap di harga US$799 namun kini membawa layar lebih besar dengan refresh rate lebih tinggi serta kamera yang ditingkatkan. iPhone 17 Pro mengalami kenaikan harga menjadi US$1,099, tetapi kapasitas penyimpanan dasar naik menjadi 256GB, sementara iPhone 17 Pro Max tetap di US$1,199 dengan tambahan opsi 2TB untuk varian tertinggi. Selain hardware, Apple juga menghadirkan iOS 26 yang akan tersedia sebagai pembaruan gratis mulai Senin depan.

SNPS – Saham Synopsys ($SNPS) melonjak 12% setelah laporan kuartal ketiga menunjukkan pendapatan naik 14% YoY menjadi sekitar US$1.74 miliar, meski sedikit di bawah ekspektasi. Tekanan datang dari segmen Design IP yang turun 8% akibat pembatasan ekspor ke China, namun akuisisi Ansys mendorong pertumbuhan Design Automation sebesar 23%. Perusahaan juga memperkuat inovasi melalui Synopsys.ai Copilot dan kolaborasi dengan GlobalFoundries, yang dinilai positif bagi prospek jangka panjang. Analis tetap bullish meski menurunkan target harga, sementara ARK Investment menambah kepemilikan saham sebagai sinyal keyakinan investor besar. Dengan GPM  79.8% dan proyeksi pendapatan tahunan sekitar US$7.03 miliar–US$7.06 miliar, fundamental Synopsis dinilai kokoh untuk menopang pertumbuhan ke depan.

AZN – AstraZeneca ($AZN) menunda rencana investasi senilai £200 juta (sekitar US$271 juta) di pusat risetnya di Cambridge, yang sebelumnya diharapkan diumumkan tahun lalu dan menciptakan sekitar 1.000 lapangan kerja. Penundaan ini datang setelah perusahaan juga membatalkan pembangunan pabrik vaksin senilai £450 juta di utara Inggris karena berkurangnya dukungan pemerintah. AstraZeneca menegaskan keputusan ini hanyalah bagian dari evaluasi prioritas strategis, bukan pembatalan permanen. Meski begitu, langkah ini semakin menimbulkan kekhawatiran bahwa Inggris makin sulit bersaing dan bagi AstraZeneca sendiri, berkurangnya potensi pasar potensial yang ada di eropa.

Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi

Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha

Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi  untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi.  Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.

Artikel Terkait