
Pasar saham AS bergerak sideways pada perdagangan 1 minggu terakhir (02/09-05/09), dimana indeks AS ditutup beragam. Pasar saham AS diperdagangkan sideways pada seminggu terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti data tenaga kerja AS yang melemah, lalu adanya tensi geopolitik meningkat saat China dan negara sekutunya terlihat memamerkan kekuatan militer mereka dan harga emas juga ikut naik menembus level all-time high terakhirnya. Beberapa kejadian ini membuat dolar AS tampak lemah dan kepercayaan investor semakin menurun. Disaat seperti ini, sentimen positif datang dari The Fed yang akan segera menurunkan suku bunga pada pekan depan.
Performa Indeks Bursa AS 1W
| S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
| -0.12% | -0.42% | +0.32% |
Top Gainer 1W
| WDC | +12.84% |
| GOOGL | +11.63% |
| STX | +9.36% |
| AVGO | +9.08% |
| DHI | +7.74% |
Berita Ekonomi & Industri
Data non-farm payroll AS di Agustus hanya bertumbuh 22 ribu pekerja, jauh lebih rendah dari perkiraan dan menjadi salah satu angka terlemah sejak pandemi. Tingkat pengangguran bertahan di 4.3 persen dengan jumlah pengangguran sekitar 7.4 juta orang. Kesehatan masih menjadi penopang utama dengan tambahan 31,000 pekerjaan, tetapi ini tertutupi oleh berkurangnya 15,000 posisi di pemerintahan federal serta penurunan 6,000 pekerjaan di sektor pertambangan dan minyak. Upah rata-rata per jam naik 0.3 persen menjadi $36.53, sementara revisi data dua bulan sebelumnya memangkas 21,000 pekerjaan tambahan. Data yang lesu ini memperkuat pandangan bahwa The Fed kemungkinan besar akan segera menurunkan suku bunga, mendorong pelemahan dolar, menjaga harga emas tetap tinggi, dan memberi sentimen positif pada saham AS.
Dolar AS melemah ke level terendah sejak akhir Juli dengan indeks DXY turun ke level 97.7 menjelang rilis data ketenagakerjaan pekan depan yang diperkirakan akan sangat mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan The Fed. Indeks dolar turun sekitar 0.5%, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun bergerak tipis di sekitar 4.20% seiring investor mulai mengalihkan posisi ke aset berisiko seperti saham dan emas. Sentimen ini membuat indeks global bergerak lebih optimis, dengan fokus utama pasar kini tertuju pada laporan pekerjaan yang akan menjadi kunci arah kebijakan moneter di sisa tahun ini.
Harga emas tembus rekor baru di atas $3,500 per ounce, didorong oleh melemahnya dolar, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, serta meningkatnya ketidakpastian politik di Washington. Sepanjang tahun ini, emas sudah naik sekitar 33% hingga 34%, ditopang oleh lonjakan pembelian bank sentral, permintaan safe haven, dan daya tariknya sebagai aset non-yielding di tengah prospek suku bunga lebih rendah. Ketegangan politik juga ikut memberi dorongan, terutama setelah Presiden Trump kembali menekan independensi The Fed dan mendorong upaya mengganti Gubernur Lisa Cook. Harga saham produsen emas seperti Newmont ($NEM), Agnico Eagle ($AEM), Anglo Ashanti ($AU) diperkirakan akan mencapai ATH dalam waktu dekat.
China menampilkan parade militer terbesar dalam sejarahnya di Tiananmen Square untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, dan dihadiri oleh Presiden Putin serta Kim Jong Un. Xi Jinping menyampaikan bahwa dunia kini berada pada pilihan antara damai atau perang dalam pidatonya, sekaligus memperkenalkan visi tatanan global baru yang menolak hegemoni Amerika Serikat. Hadirnya pemimpin global di kawasan Asia ini menunjukan kekuatan sekutu China di hadapan dunia barat yang bisa menentang kekuasaan AS dan Eropa. Kejadian ini meningkatkan tensi geopolitik dan kekhawatiran investor yang terlihat dari harga emas yang melambung dan pelemahan dolar AS.
Hakim federal di AS memutuskan bahwa Google ($GOOGL) tidak harus melepaskan aset besar seperti Chrome atau Android dalam kasus antitrust, sebuah hasil yang dinilai sebagai kemenangan besar bagi perusahaan. Namun, Google diwajibkan untuk berbagi sebagian data pencarian dengan kompetitor dan menghentikan kontrak eksklusif yang selama ini mengikat search engine ke Google, termasuk kesepakatan dengan developer browser dan gadget. Google masih diizinkan membayar mitra seperti Apple agar tetap menjadi default search engine di perangkat iPhone, tetapi bentuk kontraknya kini lebih ketat agar tidak menutup akses bagi pesaing. Putusan ini mendorong saham Alphabet naik sekitar 7% karena investor menilai risiko pecahnya bisnis utama telah mereda, meski kewajiban berbagi data bisa memperkuat posisi kompetitor, terutama di bidang AI dan search engine, dalam jangka menengah hingga panjang. Sedangkan saham Apple ($AAPL) juga ikut terdorong naik 3% dikarenakan Goggle merupakan klien besar bagi Apple. Google berencana mengajukan banding, sehingga proses implementasi aturan baru kemungkinan memakan waktu beberapa tahun sebelum benar-benar berjalan penuh.
Berita Emiten
CRM – Salesforce ($CRM) melaporkan laba non GAAP sebesar $2.91 per saham pada kuartal kedua fiskal 2026, naik 13% dari tahun lalu, dengan pendapatan tumbuh 10% menjadi $10.2 miliar dan CRPO mencapai $29.4 miliar, dipimpin oleh performa produk AI dan Data Cloud. Meski hasilnya melampaui ekspektasi, saham justru turun lebih dari 4% di perdagangan setelah jam karena proyeksi pendapatan kuartal ketiga hanya $10.24 miliar sampai $10.29 miliar, lebih rendah dari perkiraan analis. Manajemen menambah program buyback senilai $20 miliar yang membuat total otorisasi mencapai $50 miliar untuk mendukung harga saham. Investor masih menaruh harapan pada strategi AI, termasuk Agentforce dan akuisisi Informatica senilai $8 miliar, sebagai pendorong pertumbuhan jangka panjang menjelang konferensi Dreamforce pada Oktober mendatang.
GOOGL – Google ($GOOGL) dijatuhi kewajiban membayar $425 million setelah hakim memutuskan perusahaan bersalah dalam gugatan class action terkait privasi. Kasus ini mencakup sekitar 98 million pengguna dan 174 million perangkat, menuduh Google tetap mengumpulkan data meski fitur Web & App Activity dimatikan, termasuk lewat aplikasi pihak ketiga seperti Uber, Venmo, dan Instagram. Google mengatakan akan mengajukan banding dan menegaskan bahwa produk mereka tidak melanggar kontrol privasi pengguna. Keputusan ini terjadi sehari setelah hakim memutuskan GOOGL tidak bersalah dalam praktik monopoli yang menyebabkan saham GOOGL naik +9% pada perdagangan kemarin. Potensi adanya beban yang cukup besar ini dapat menekan harga saham GOOGL, meskipun tidak akan signifikan melihat profit tahun mencapai US$ 100 miliar, sehingga beban hanya akan memangkas 0.42% profit GOOGL.
AVGO – Broadcom ($AVGO) melonjak mendekati rekor tertinggi setelah mengumumkan pesanan AI chip senilai US$10 miliar dari OpenAI, memicu kenaikan saham lebih dari 15% di perdagangan premarket. Kesepakatan ini dianggap sebagai validasi strategi AI Broadcom, dengan banyak analis menilai pendapatan AI akan melonjak tajam kedepannya. Pada kuartal ketiga fiskal 2025, Broadcom melaporkan pendapatan US$15.95 miliar, naik 22% YoY, dengan kontribusi AI tumbuh 63% menjadi US$5.2 miliar, sementara guidance kuartal berikutnya dipatok di US$17.4 miliar, melampaui ekspektasi pasar. Saham yang sudah naik sekitar 32% sepanjang tahun ini makin terdorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga setelah data tenaga kerja AS melemah, membuat sektor chip dan teknologi kembali jadi pusat perhatian investor. Momentum Broadcom kini dipandang sebagai bukti bahwa diversifikasi dan inovasi AI bisa menjadi motor utama pertumbuhan jangka panjang.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Jual Beli Saham Amerika di Ajaib Alpha dengan Mudah
Baca Artikel Lainnya di Ajaib Alpha!
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar saham AS, aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Alpha! Ajaib Alpha menghadirkan layanan investasi cryptoonline yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Alpha dengan klik button di bawah ini!



