Pasar saham AS bergerak sideways pada perdagangan 1 minggu terakhir (25/08-29/08), dimana indeks AS ditutup beragam. Pergerakan sideways ini mencerminkan pasar yang masih wait and see, dimana melihat berita ekonomi seperti inflasi AS yang masih stabil, dan juga pertumbuhan ekonomi yang kuat mendorong investor meragukan adanya penurunan suku bunga lanjutan setelah pertemuan September. Selain itu, berita seperti pemecatan Lisa Cook, salah satu Gubernur The Fed membuat independensi The Fed mulai dipertanyakan oleh investor. Minggu ini, pasar akan kembali melihat kondisi ekonomi terkini dan mendukung berita bagus untuk mulai melanjutkan rally.
Performa Indeks Bursa AS 1W
S&P 500 | Dow Jones Industrial Average | NASDAQ Composite |
+0.04% | -0.13% | -0.05% |
Top Gainer 1W
DECK | +13.75% |
WYNN | +13.41% |
RCL | +11.15% |
ADSK | +9,84% |
ALB | +9.81% |
Berita Ekonomi & Industri
Presiden Donald Trump memecat Gubernur Federal Reserve Lisa Cook dengan tuduhan penipuan kredit KPR, langkah yang jarang terjadi dan langsung memunculkan kekhawatiran soal independensi bank sentral. Cook, yang menjabat sejak 2022 dan dikenal sebagai perempuan kulit hitam pertama di Dewan Gubernur Fed, disebut telah memanipulasi dua perjanjian KPR untuk mendapatkan bunga lebih rendah. Keputusan ini dinilai memberi Trump kesempatan menempatkan sosok yang lebih sejalan dengan agenda pemangkasan suku bunga dan arah kebijakan moneternya. Pasar merespons dengan dolar AS melemah sementara emas dan yen menguat sebagai safe haven asset. Pemecatan ini adalah salah satu tindakan yang akan merusak kredibilitas dan independensi The Fed.
Ekonomi AS tumbuh kuat pada 2Q25 dengan GDP direvisi naik menjadi 3.3%, lebih tinggi dari estimasi awal 3.0% hingga 3.1%, setelah kuartal sebelumnya turun 0.5%. Kenaikan ini ditopang konsumsi dan investasi yang baik, sementara penurunan impor memberi tambahan lebih dari 5 poin persentase pada GDP. Pasar saham merespons positif dengan S&P 500 mencetak rekor baru di 6,501.86, Dow Jones naik 0.2% dan Nasdaq menguat 0.5%, sedangkan yield Treasury 10-tahun turun tipis ke 4.21%. Real final sales kepada produsen domestik swasta direvisi naik ke 1.9% dan GDI melonjak menjadi 4.8%. Meski data menunjukkan rebound signifikan, prospek pertumbuhan masih akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan perdagangan, permintaan global, dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Federal Reserve Governor Christopher Waller menyatakan dukungannya untuk memulai pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC tanggal 16 sampai 17 September, dengan prospek lebih banyak langkah serupa dalam tiga hingga enam bulan ke depan untuk membawa suku bunga ke kisaran netral sekitar 3% dari level saat ini 4.25% sampai 4.50%. Ia menyoroti melemahnya pasar tenaga kerja dan stabilnya inflasi, di luar efek sementara dari tarif, sebagai alasan utama untuk kebijakan preemptive ini. Pernyataan Waller mencerminkan pergeseran nada dovish yang sejalan dengan komentar Ketua Powell sebelumnya dan semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap easing mendatang.
Inflasi inti PCE pada Juli naik 0.3% dari bulan sebelumnya dan mencapai 2.9% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari 2.8% di Juni, menandakan tekanan harga masih bertahan. Inflasi umum tetap stabil di 2.6%, menunjukkan bahwa kenaikan harga energi dan pangan tidak banyak mengubah tren inflasi secara keseluruhan. Belanja konsumen naik 0.5% dibanding Juni, terutama ditopang oleh peningkatan pengeluaran untuk layanan, sementara pendapatan pribadi tumbuh 0.2%, lebih rendah dari ekspektasi pasar. Data ini memberi sinyal bahwa daya beli rumah tangga tetap kuat meskipun kondisi kredit lebih ketat dan suku bunga masih tinggi. Dengan latar belakang ini, pasar tetap memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama pada September, namun laju pemangkasan selanjutnya kemungkinan akan dijalankan lebih hati-hati oleh The Fed.
Presiden Trump mengumumkan rencana pemberlakuan tarif balasan terhadap negara yang menerapkan digital services tax (DST) terhadap perusahaan teknologi Amerika. Pemerintahannya telah memerintahkan USTR untuk melanjutkan penyelidikan berdasarkan Section 301 terhadap DST yang diberlakukan oleh negara-negara seperti Kanada, Prancis, dan anggota Uni Eropa lainnya, dan mempertimbangkan tarif sebagai respons atas kebijakan diskriminatif tersebut. Langkah ini didorong oleh keyakinan bahwa hanya Amerika yang berhak mengenakan pajak atas perusahaan AS, sehingga apabila negara lain mengenakan DST, AS pun akan merespons dengan imbalan pajak berupa tarif impor.
Berita Emiten
NVDA – Nvidia ($NVDA) melaporkan pendapatan kuartal kedua tahun fiskal 2026 mencapai US$46.7 miliar, tumbuh +6% QoQ dan melonjak +56% YoY, dengan pendapatan data center menyentuh rekor US$41.1 miliar juga naik +56% YoY. Nvidia mencatatkan EPS sebesar US$ 1.08, diatas estimasi analis, sementara ada tambahan US$180 juta dari pelepasan stok H20 ke luar China. Perusahaan memberikan panduan pendapatan kuartal ketiga di kisaran US$54 miliar disertai buyback tambahan sebesar US$60 miliar. Sementara itu CEO Jensen Huang menyebut kemungkinan nyata membawa arsitektur Blackwell ke pasar China yang dapat menambahkan revenue US$50 miliar dan sedang dalam perundingan dengan pemerintahan AS agar mendapatkan persetujuan tersebut. Saham NVDA turun -3% setelah rilis laporan keuangan, yang berbanding terbalik dari hasil kinerja perusahaan. Ini kemungkinan dikarenakan view investor terhadap ketakutan beban tarif kedepannya.
GOOGL – Google ($GOOGL) mengurangi sekitar 35% manajer yang sebelumnya memimpin tim kecil berisi tiga orang atau kurang, sebagai bagian dari upaya efisiensi internal. Banyak dari mereka yang terdampak tidak meninggalkan perusahaan, melainkan beralih menjadi individual contributor. Langkah ini sejalan dengan tren di industri teknologi. Pemangkasan manajemen tingkat menengah tersebut dapat memangkas cost dari perusahaan yang berujung ke peningkatan margin.
TSLA – Tesla ($TSLA) mencatat penurunan penjualan di Eropa sebesar 40% pada Juli dengan hanya 8,837 unit terdaftar, menjadi bulan ketujuh berturut-turut perusahaan kehilangan momentum di kawasan tersebut. Sebaliknya, BYD asal China justru melonjak 225% dengan 13,503 unit terdaftar, menyalip Tesla dan menunjukkan pergeseran preferensi konsumen ke merek yang lebih agresif dalam ekspansi. Tren ini memperlihatkan semakin ketatnya persaingan EV di Eropa, di mana pemain baru dengan harga lebih kompetitif dan model lebih segar berhasil menarik pasar yang selama ini dikuasai Tesla.
AAPL – Apple ($AAPL) resmi menjadwalkan acara peluncuran bertema “Awe Dropping” pada 9 September 2025 di Steve Jobs Theater Cupertino yang diperkirakan akan memperkenalkan iPhone 17 series termasuk iPhone 17 Pro, 17 Pro Max, dan iPhone 17 Air yang super tipis serta Apple Watch Series 11, Ultra 3, SE 3, dan AirPods Pro 3. Selain peluncuran produk baru Apple juga merencanakan komitmen investasi sebesar US$600 miliar di Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan untuk memperkuat supply chain di AS. Saham Apple bergerak positif dengan kenaikan sekitar 0.3% ke US$227.83 dan sempat naik 1% hingga US$229.31 setelah pengumuman acara meskipun secara year to date masih tertinggal dibandingkan S&P 500 yang naik 9.6%.
LLY – Eli Lilly ($LLY) mengumumkan hasil uji klinis tahap akhir untuk pil penurun berat badan orforglipron yang menunjukkan hasil sangat positif. Pasien obesitas dengan diabetes tipe 2 yang mendapat dosis tertinggi 36 mg berhasil memangkas rata-rata 10.5% berat badan, setara sekitar 23 pound, dalam 72 minggu, jauh lebih besar dibandingkan kelompok plasebo yang hanya turun 2.2% atau sekitar 5 pon. Dosis rendah 6 mg menghasilkan penurunan sekitar 5.5%. Selain menurunkan berat badan. Hasil ini membuat saham Lilly melonjak lebih dari 4% karena membuka jalan bagi persetujuan regulator, termasuk kemungkinan rilis global yang lebih cepat. Dengan obat ini, LLY diproyeksikan mampu merebut pangsa pasar obat obesitas yang sangat trendi di AS.
INTC – Intel ($INTC) memperbarui kesepakatan pendanaan dengan Departemen Perdagangan AS di bawah Chips Act, yang memungkinkan perusahaan menerima US$5.7 miliar lebih cepat untuk mendukung ekspansi manufaktur chip terbaru. Dana ini tetap tidak boleh digunakan untuk dividen, buyback, atau akuisisi, serta dibatasi penggunaannya di beberapa negara tertentu. Sebagai bagian dari kesepakatan, pemerintah AS menerima 274.6 juta saham baru Intel dan memiliki opsi untuk membeli tambahan 240.5 juta saham, sementara 158.7 juta saham ditempatkan dalam escrow untuk program Secure Enclave. Hingga kini, Intel sudah mengalokasikan sekitar US$7.87 miliar ke proyek-proyek yang memenuhi syarat Chips Act, dan total dukungan pemerintah, termasuk hibah dan investasi ekuitas, telah mencapai US$11.1 miliar. Langkah ini memberi Intel fleksibilitas finansial lebih besar untuk mempercepat ekspansi sekaligus memperkuat daya saingnya di industri semikonduktor global.
CVS – CVS Health (CVS) kini menjadi salah satu saham unggulan di S&P 500 setelah mencetak kenaikan 61% sepanjang tahun, berkat kinerja yang bagus di 2Q25: pendapatan mencapai US$ 98.9 miliar dan laba per saham US$ 1.81, keduanya di atas ekspektasi. Perusahaan menaikkan earnings guidance tahunan menjadi US$ 6.30–6.40 per saham, yang berarti pertumbuhan laba lebih dari 20%, sementara P/E tetap terjaga di sekitar 11. Selain itu, pendapatan tahunan 2024 menyentuh US$ 370.7 miliar, meningkat hampir 4% dibandingkan 2023 dan memberikan dividen yield sebesar 3.8%, jauh di atas rata-rata S&P 500 sebesar 1.1%. Analis Baird pun menaikkan peringkat CVS ke “Outperform” dengan target harga baru US$ 82.
NIO – Saham Nio ($NIO) melanjutkan reli dengan kenaikan lebih dari +14% dalam satu sesi perdagangan kemarin, ini membuat saham NIO sudah rally selama 7 hari berturut-turut. Kenaikan disebabkan oleh peluncuran model terbaru dari Nio yaitu ES8, mobil 7-seater yang dijual dengan harga awal sekitar US$ 43 ribu. Akibat dari peluncuran ini, options saham NIO juga cukup laku dengan pembelian 260 ribu kontrak baru, yang terus membuat harga saham NIO naik signifikan hampir +45% dari lowest tahun ini. Meskipun demikian, investor juga butuh berhati-hati karena sentimen positif sudah cukup priced in dan memungkinkan saham NIO untuk koreksi terlebih dahulu.
Artikel ini dianalisis dan ditulis oleh Financial Expert Ajaib, Alvin T. Murthi
Baca juga: Cara Memulai Investasi US Stock di Ajaib Alpha
Disclaimer: Transaksi US Stocks mengandung risiko dan berpotensi menyebabkan kerugian. Kinerja suatu produk investasi saat ini atau di masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa datang. Informasi yang terkandung dalam tulisan/artikel ini merupakan opini yang disiapkan melalui proses riset pasar dan analisis internal perusahaan. Anda tetap berkewajiban untuk menganalisis setiap produk investasi untuk memastikan setiap keputusan investasi dan keputusan untuk menjual dan/atau membeli produk investasi adalah berdasarkan pertimbangan dan keputusan anda sendiri. Tulisan/artikel ini bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi. Kami tidak bertanggung jawab terhadap segala bentuk kerugian maupun keuntungan yang timbul dari pengambilan keputusan transaksi.