Pemerintah China dilaporkan tengah menyiapkan peta jalan penerbitan stablecoin berbasis yuan sebagai langkah strategis untuk memperluas penggunaan mata uang nasionalnya di level global. Jika disetujui, kebijakan ini berpotensi menjadi tonggak besar dalam upaya Beijing menantang dominasidolar Amerika Serikat (AS) di sistem keuangan internasional.
Menurut laporan Reuters, Dewan Negara China dijadwalkan meninjau dan kemungkinan menyetujui rancangan peta jalan tersebut pada akhir Agustus 2025. Agenda ini mencakup uji coba stablecoin di Hong Kong dan Shanghai, dua kota yang sejak lama diposisikan sebagai pusat internasionalisasi yuan. Rencana tersebut juga akan disertai pedoman regulasi, kontrol risiko, serta target penggunaan yang jelas untuk memastikan stabilitas sistem.
Tantangan Dominasi Dolar AS dalam Pasar Stablecoin
Stablecoin adalah aset digital yang nilainya dipatok pada mata uang tertentu, biasanya dolar AS. Saat ini, lebih dari 99% dari kapitalisasi pasar global stablecoin yang bernilai sekitar US$276 miliar masih berbasis dolar, menurut data DefiLlama. Kondisi ini menegaskan besarnya tantangan yang dihadapi Beijing dalam memperluas peran yuan di perdagangan internasional.
Langkah ini muncul seiring percepatan regulasi stablecoin di AS. Pemerintahan Donald Trump melalui GENIUS Act mendorong kejelasan hukum bagi stablecoin berbasis dolar, memperkuat posisinya dalam perdagangan kripto dan pembayaran lintas negara.
Potensi Penggunaan Stablecoin Yuan dalam Perdagangan Internasional
Jika peta jalan ini disetujui, yuan stablecoin berpotensi digunakan dalam perdagangan lintas batas dengan sejumlah negara mitra, sekaligus mempercepat integrasi yuan dalam sistem pembayaran global. Isu ini bahkan disebut akan menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan Shanghai Cooperation Organization (SCO) Summit yang digelar 31 Agustus–1 September 2025 di Tianjin.
Hong Kong dan Shanghai Sebagai Pusat Uji Coba Stablecoin Yuan
Hong Kong dan Shanghai diperkirakan akan menjadi pusat uji coba paling awal. Hong Kong baru saja memberlakukan regulasi stablecoin pada 1 Agustus 2025, sementara Shanghai tengah mengembangkan pusat operasi internasional untuk yuan digital. Kedua wilayah ini dipandang strategis untuk menguji penerapan stablecoin yuan di ranah offshore.
Strategi Besar Beijing dalam Mengurangi Ketergantungan pada Dolar AS
Sejumlah analis menilai inisiatif ini bagian dari strategi besar Beijing untuk mengurangi ketergantungan pada dolar. Selama ini, eksportir China justru banyak menggunakan stablecoin dolar dalam transaksi, menunjukkan masih terbatasnya peran yuan di pembayaran global. Jika berhasil diterapkan, yuan stablecoin bisa menjadi instrumen baru bagi China untuk memperluas pengaruh finansial, terutama di kawasan Asia.
Tantangan dan Peluang di Jalan Menuju Realisasi
Namun, jalan menuju realisasi tidak akan mudah. Kontrol modal yang ketat serta kebijakan keuangan domestik masih menjadi tantangan struktural bagi yuan. Meski begitu, dengan Jepang dan Korea Selatan juga tengah menguji coba token berbasis mata uang lokal, keputusan China ini berpotensi mengubah peta persaingan stablecoin global.
Potensi Dampak Geopolitik dari Peluncuran Stablecoin Yuan
Jika resmi diluncurkan, stablecoin yuan akan menjadi perubahan terbesar sejak Beijing melarang perdagangan dan penambangan kripto pada 2021. Lebih dari sekadar inovasi finansial, langkah ini bisa menjadi senjata geopolitik baru dalam persaingan ekonomi antara Beijing dan Washington.
Baca Juga: Cara Membeli dan Menjual Aset Kripto di Ajaib Alpha
Baca Artikel Lainnya di Ajaib Alpha!
Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar aset kripto, blockchain, NFT, dan Metaverse, kunjungi halaman blog Ajaib Alpha! Ajaib Alpha menghadirkan layanan investasi cryptoonline yang aman dan terpercaya. Yuk, download aplikasi Ajaib Alpha dengan klik button di bawah ini!